Sukses

Penyandera Ibu dan Balita di Angkot Residivis, Ini Motif Aksinya

Penyelidikan sementara, Hermawan menodong dan menyandera seorang diri.

Liputan6.com, Jakarta - Penodong dan penyandera ibu dan balita di dalam angkot berhasil dibekuk setelah melalui drama penyelamatan. Dari identitas yang didapat, penyandera tersebut merupakan residivis kejahatan jalanan.

Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo mengatakan, berdasarkan identitas yang didapat, penyandera tersebut bernama Hermawan (28), kelahiran Kebumen, Jawa Tengah.

"Dia residivis kasus curanmor (pencurian kendaraan bermotor)," kata Andry di Polda Metro Jaya, Senin (10/4/2017).

Penyelidikan sementara, Hermawan menodong dan menyandera seorang diri. Tidak berkomplot dalam beraksi Minggu malam kemarin.

"Mungkin kan dia keluar dari LP (Lembaga Pemasyarakatan) di Bekasi kalau enggak salah, butuh makan dan sebagainya. Ini yang nenjadi motif," ungkap Andry.

Dia mengatakan, tidak sedikit residivis yang kumat melakukan kejahatan setelah keluar dari penjara.

"Ada yang motifnya memang ekonomi, ada yang motifnya juga profesi. Kalau yang motifnya sudah ekonomi, kelaparan, ya harus kita pikirkan, tapi kalau profesi ya harus dituntaskan oleh hukum," tutur Andry.

Seorang saksi mata, Edi, menuturkan kronologi penyanderaan semalam, seorang penodong mendadak masuk ke dalam angkot. Pelaku yang diperkirakan berusia 27 tahun itu lalu menyandera ibu dan anaknya yang menumpang di angkot tersebut.

"Dia lari dari arah Klender, tapi sampai di depan Bioskop Buaran dia langsung masuk ke dalam angkot," ujar Edi, Jakarta, Minggu (9/4/2017).

Penodong itu langsung menempelkan pisau ke leher si ibu hingga mengeluarkan darah. Sempat terjadi negosiasi antara polisi lalu lintas yang melintas dengan pelaku, tapi gagal.

Begundal jalanan itu akhirnya ditembak oleh anggota polisi berpakaian sipil. Peluru yang tiba-tiba datang itu bersarang di tangan pelaku.

"Waktu lagi mau nancepin pisau, ada polisi yang tidak pakai seragam langsung nembak pelaku," ujar Edi.

Pelaku berhasil dilumpuhkan seorang personel lalu lintas bernama Aiptu Sunaryanto. "Saya selawat tiga kali, berdoa, akhirnya pelaku lengah toleh ke kanan, dan saya tembak tangan kanannya. Karena itu yang paling memungkinkan," tutur Sunaryanto saat dihubungi Liputan6.com.