Liputan6.com, Semarang: Puluhan keluarga korban musibah tanah longsor di Perumahan Bukit Indah Regency, Gombel, Kelurahan Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, kini terpaksa mengungsi. Pasalnya berdasarkan sejumlah hasil penelitian, disebut bahwa kawasan mewah yang berada di daerah aliran Sungai Banjir Kanal itu memang tak layak untuk dihuni lagi. Demikian informasi yang dirangkum SCTV di Semarang, Jumat (15/2).
Pakar teknik bangunan Universitas Diponegoro Bambang Pranoto mengatakan, kawasan tersebut terletak di daerah patahan bumi. Karena itulah, longsor di tanah bagian bawah kompleks tak dapat dihindari. Akibatnya, hampir semua rumah rusak berat [baca: Longsor Menimbun Perumahan Bukit Indah Regency Semarang]. Bahkan, beberapa unit rumah di Blok D, nyaris runtuh. Sementara permukaan tanah di beberapa halaman rumah terlihat menganga hingga selebar setengah meter. Sedangkan jalan masuk menuju kompleks perumahan juga amblas.
Kini, kompleks perumahan yang satu unitnya berharga rata-rata Rp 300 juta itu tertutup untuk umum. Polisi setempat telah memasang garis polisi dan menyiagakan sejumlah personel agar tak ada orang yang masuk kawasan ini.
Para pemilik rumah sudah berkali-kali menyatakan kekecewaan mereka kepada pengembang PT Gunasri Agung Prabawa. "Mereka tak memenuhi janji keselamatan yang ada di brosur promosi," kata Widuri, warga Perumahan Bukit Regency.
Hingga kini pihak pengembang masih belum berhasil dikonfirmasi. Tapi terbetik kabar, mereka akan mengadakan pertemuan dengan para pemilik rumah, Ahad lusa.(MTA/Yudi Sutomo)
Pakar teknik bangunan Universitas Diponegoro Bambang Pranoto mengatakan, kawasan tersebut terletak di daerah patahan bumi. Karena itulah, longsor di tanah bagian bawah kompleks tak dapat dihindari. Akibatnya, hampir semua rumah rusak berat [baca: Longsor Menimbun Perumahan Bukit Indah Regency Semarang]. Bahkan, beberapa unit rumah di Blok D, nyaris runtuh. Sementara permukaan tanah di beberapa halaman rumah terlihat menganga hingga selebar setengah meter. Sedangkan jalan masuk menuju kompleks perumahan juga amblas.
Kini, kompleks perumahan yang satu unitnya berharga rata-rata Rp 300 juta itu tertutup untuk umum. Polisi setempat telah memasang garis polisi dan menyiagakan sejumlah personel agar tak ada orang yang masuk kawasan ini.
Para pemilik rumah sudah berkali-kali menyatakan kekecewaan mereka kepada pengembang PT Gunasri Agung Prabawa. "Mereka tak memenuhi janji keselamatan yang ada di brosur promosi," kata Widuri, warga Perumahan Bukit Regency.
Hingga kini pihak pengembang masih belum berhasil dikonfirmasi. Tapi terbetik kabar, mereka akan mengadakan pertemuan dengan para pemilik rumah, Ahad lusa.(MTA/Yudi Sutomo)