Sukses

Pasukan Oranye, Pejuang Pengubah Wajah Jakarta

Lika liku kehidupan mereka beragam, mulai dari pertaruhan nyawa di jalanan sampai godaan pasangan calon Pilkada DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Dadan Wirandana (27) tidak pernah bermimpi menjadi buah bibir warga Jakarta, bahkan luar Ibu Kota. Aksinya tergolong nekat, menyelam di got hitam pekat tanpa menggunakan pengaman. Tujuannya tak lain untuk menghilangkan genangan dari jalanan di Jakarta selepas hujan deras.

Dadan adalah salah seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Masyarakat lebih mengenalnya dengan Pasukan Oranye karena atribut yang mereka kenakan setiap turun ke jalanan. Aksi Dadan yang merupakan PPSU Jakarta Pusat itu terekam kamera amatir dan tersebar di media sosial.

Pasukan Oranye adalah satu dari pasukan-pasukan warna yang dibentuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi angka pengangguran di Jakarta.

"Seluruh dunia pasti ada penganguran. Itu tidak bisa dihilangkan, tinggal bagaimana menguranginya, berapa persen. Makanya kita banyak pasukan warna, rekrut orang kampung. Ada pasukan oranye dan ungu," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu, Kamis 8 Desember 2016.

Pasukan Oranye mulai aktif di penghujung 2016 dan tersebar di berbagai kelurahan di Jakarta. Tugas mereka adalah mengawal sarana dan prasarana umum di masing-masing wilayah: got mampet, penataan lingkungan warga, atau sarana penerangan jalan yang mati.

Honor bulanan yang diterima pun tidak main-main, Rp 3,3 juta per pekerja. Jumlah itu mengacu pada Upah Minimum Provinsi Jakarta pada 2017.

Ahok mengakui perubahan wajah Jakarta dari semerawut dan perlahan tertata tidak lepas dari kerja keras Pasukan Oranye. Awal Maret 2017 lalu, Ahok berjanji menyediakan rumah susun (rusun) bagi petugas tersebut.

"Saya tahu saudara ini kerja. Saya bilang ini enggak sesuai sama gaji, cuma UMP kerja begitu berat. Maka kita urus perumahan, anak sekolah KJP," ujar Ahok di depan ratusan pasukan warna di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.

Mendengar janji Ahok itu, mata para pasukan tersebut berbinar dan mengangguk. Tidak hanya menjanjikan rusun, Ahok juga mengatakan akan menyiapkan sembako murah di perkulakan Pasar Jaya yang sedang dibangun.

"Kita siapkan juga pasar grosir, semua yang kerja bisa beli harga pabrik, biaya hidup murah," ucap Ahok.

2 dari 2 halaman

Bukan Ikan, tapi Umpan

Tidak hanya memberi ikan, Pemprov DKI juga memberi umpan untuk menambah nilai ekonomi kehidupan Pasukan Oranye, yaitu bertani dan beternak lele di tanah sengketa atau tanah milik Pemda. Ahok menjanjikan pembagian keuntungan 80:20, yakni 80 persen untuk warga dan 20 persen untuk pemda.

"Kalau mau bisnis, ada tanah pemda, mau tanam cabai, lele, berhenti jadi PPSU, kita tawarkan 80:20. Nanti 20 buat koperasi. Kan enggak selamanya jadi kerja kasar," kata Ahok.

Menilai kerja pasukan warga sangat berat, Ahok juga menjanjikan hiburan gratis tiap bulan berupa nonton bioskop XXI. Juga menonton pertunjukan seni di TIM untuk pasukan warna dan keluarganya.

Ahok bahkan berjanji untuk menemani mereka nonton bioskop. "Kita siapkan tiket juga ya di XXI, nontonnya sama keluarganya juga kalau yang jomblo sama pacar. Kerja begitu keras butuh hiburan kan," ujar Ahok.

Menurut dia, genangan Jakarta cepat surut karena jasa pasukan oranye dan biru. Dia juga meminta mereka mengutamakan keselamatan dengan memakai pelindung diri.

"Pakai (alat) keamanan, saya tidak ingin ada kecelakaan kerja," ucap Ahok.

"Jakarta cepat surut karena jasa saudara semua, (kalau masih banjir) itu pompanya tersumbat sampah. Saudara memang harus menyisir, enggak boleh ada genangan karena Jakarta langsung macet," lanjut Ahok.

Dari Menantang Maut hingga Godaan Pilkada

Aksi pasukan Oranye belakangan kembali menyedot perhatian warga. Para netizen juga ramai berkomentar soal video pasukan oranye yang memasuki saluran penghubung tanpa satu pun alat keamanan. Padahal saat itu dia tengah memastikan air mengalir normal tanpa hambatan.

Di Kali Betik di Rawa Sengon, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, seorang petugas PPSU, Dennis usia 45 tahun tewas saat memantau dan bertugas menangani banjir di kawasan Kelapa Gading. Dia terpeleset ketika melintas di jembatan besi di Kali Betik. Saat itu dia baru selesai mengambil foto kondisi aliran kali Betik.

Petugas PPSU atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pasukan Oranye membersihkan sendimen tanah merah yang longsor ke jalan Galunggung, Jakarta, Selasa (30/8/2016). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

"Informasinya, Deni terpeleset dari motor dan terjatuh ke Kali itu. Berangkat mau bersihkan saluran," kata Kasudin Damkar Jakarta Utara Satriadi saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu, 22 Februari 2017.

Setelah sempat dilakukan pencarian, nyawa pria asal Kupang, NTT itu tak terselamatkan. Denis ditemukan tewas di aliran Kali Sunter di Jembatan Plumpang, Semper, sekitar pukul 11.45 WIB. Proses pengangkatan jasad Dennis dari Kali Sunter pun mengundang haru dari warga yang datang melihat.

"Ya masih menempel semua, pakaian sama tadi ada alat-alat kebersihannya," tambah Satriadi.

Keberadaan Pasukan Oranye ternyata juga mencuri perhatian salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 ini.

Sebanyak 73 Pegawai Harian Lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau Pasukan Oranye diskors. Sebabnya, mereka diduga kuat ikut kampanye salah satu paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Mereka ikut kampanye pasangan nomor satu," kata Kepala Dinas Kebersihan Isnawa Adji saat berbincang dengan Liputan6.com.

Puluhan petugas tersebut adalah mereka yang biasa menjaga kebersihan sungai dan kali di Jakarta. Puluhan pasukan oranye tersebut ikut kampanye pada Senin, 21 November 2016 sore. Mereka berasal dari PHL Kecamatan Kemayoran (38 orang) dan Kecamatan Johar Baru (35 orang).

"Mereka foto sambil acungkan jari pakai seragam oranye lengkap dengan peralatan," kata Isnawa.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, Isnawa langsung memerintahkan jajarannya untuk mem-BAP (Berita Acara Pemeriksaan). "Senin malam saya lapor Plt Gubernur," kata Asnawi.