Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya terus mengusut kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan pada Selasa subuh 11 April 2017 lalu. Namun hingga saat ini, dua pelaku penyiraman air keras tersebut belum juga tertangkap.
Selain menggali keterangan dari saksi-saksi, polisi juga memburu pelaku dari barang bukti yang tertinggal di lokasi kejadian. Terdapat satu buah cangkir yang diduga digunakan pelaku menyiram Novel Baswedan, tertinggal di lokasi. Namun polisi tak mendapati sidik jari pelaku di benda tersebut.
"Belum (dapat sidik jari). Namanya cangkir, gagangnya kecil. Kami tak mendapatkan di situ," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kantornya, Senin (17/4/2017).
Kendati, polisi masih memiliki instrumen lain yang dapat digunakan untuk menelusuri pelaku. Polisi tengah menganalisa foto-foto yang dimiliki sejumlah saksi dengan rekaman CCTV yang ada di rumah Novel.
"Memang ada beberapa CCTV yang ada di lingkungan sana yang kita ambil, dan sekarang masih kita analisa. Setelah kita analisa CCTV, kita akan sinkronkan dengan keterangan para saksi," ucap dia.
Sejauh ini, polisi telah menggali keterangan dari 19 orang saksi. Namun polisi belum bisa menggali keterangan dari Novel Baswedan.
Advertisement
"Yang bersangkutan kan masih sakit. Setelah dinyatakan lebih baik, nanti kami periksa," kata Argo.
Penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pria di depan Masjid Al Ikhsan Jalan Deposito RT 03/10 Kelapa Gading, Jakarta Utara usai melaksanakan salat subuh, Selasa 11 April 2017 pukul 05.10 WIB.
Akibat kejadian itu, Novel Baswedan mengalami luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri.