Sukses

Profesi TKI Menjadi Pilihan Masyarakat OKI

Minimnya lapangan kerja di Ogan Komering Ilir, Sumsel, membuat masyarakat sana memilih menjadi TKI. Ada kebanggaan tersendiri bila bekerja di luar negeri.

Liputan6.com, Ogan Komering Ilir: Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Ishak Megi mengatakan, setiap tahunnya terdapat 400 sampai 500 masyarakat dari Kabupaten Oki, Sumatra Selatan, menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bekerja  di luar negeri memang menjadi pilihan Masyarakat OKI karena minimnya lapangan kerja yang tersedia.

"Dari dulu sampai sekarang, bekerja menjadi  TKI sepertinya sudah pilihan masyarakat OKI. Banyak masyarakat OKI yang bekerja menjadi TKI merasa senang dan antusias. Mereka mengatakan bekerja di luar negeri, di samping mencari pengalaman, tentunya memiliki kebanggaan tersendiri," papar  Ishak Megi saat memberikan sambutan dialog Safari Ramadan III BNP2TKI di Aula Bupati OKI, Sabtu (21/8).

Kepada masyarakat OKI yang menjadi TKI, Ishak Megi menyarankan, mereka harus mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai. Ini diperlukan agar tidak ada infromasi yang miring terhadap TKI.

"Saya berharap TKI OKI mendapatkan perlindungan yang layak dan mendapat pekerjaan yang pas. Saya tidak ingin TKI dari OKI menjadi korban kekerasan seperti TKI-TKI lainnya. Saya sangat bangga atas kehadiran calon TKI, TKI, dan keluarga TKI dalam dialog Safari Ramadan BNP2TKI ini," ujar Ishak Megi.

Dialog Safari Ramadan III BNP2TKI dihadiri oleh calon TKI, keluarga TKI, dan TKI purna. Selain itu hadir pula Direktur Sosialisasi BNP2TKI Yunafri, Kapuslitfo BNP2TKI Benyamin Suparyogo, Kepala BP3TKI Palembang Sri Haryanti, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten OKI Sumijarno, dan jajaran Muspida Kabupaten OKI.

Dengan luas wilayah yang sebagian besar rawa ini, menurut Ishak Megi, tentu sulit mencari pekerjaan yang layak di Kabupaten OKI. Investasi di OKI juga belum banyak karena sebagian wilayah OKI adalah rawa dalam dan dangkal.

"Karena itulah Kabupaten OKI masih mendominasi pengiriman TKI, akibat minimnya lapangan kerja yang ada. Ini merupakan kendala yang ada di OKI," ungkap Ishak Megi.

Menurut Ishak, Kabupaten OKI memiliki luas wilayah yang cukup besar. Sebagian besar terdiri dari rawa, sehingga belum banyak investor menanamkan modal. Selain rawa, sebagian besar wilayah OKI adalah perkebunan karet dan kelapa sawit.

"Penduduk OKI juga beragam, sebanyak 70 persen adalah transmigrasi. Sebagian besar penduduk OKI yang menjadi TKI tinggal di Siereh Pulau Padang," kata Ishak.

Ishak menjelaskan sudah menjadi perhartian Pemerintah Kabupaten OKI untuk menciptakan lapangan kerja baru. "Alhamdulillah sekarang sudah mulai ada investor yang menanamkan modal untuk kelapa sawit dan karet. Ini tentunya akan banyak menyerap tenaga kerja baru. Kita juga berencana membuka lahan tebu, supaya masyarakat bisa bekerja," jelas Ishak.

Ditambahkan Ishak, Kabupaten OKI juga juga sudah mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK). Ini bertujuan agar pengangguran di OKI bisa bekerja dengan kemampuan dan keterampilan  memadai.(ARI)