Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini, Polda Metro Jaya, KPUD, dan Bawaslu DKI mengeluarkan maklumat jelang pencoblosan Pilkada DKI 2017 putaran kedua.
Maklumat itu salah satunya melarang aksi yang disebut 'Tamasya Al Maidah'.
Maklumat tersebut diterbitkan untuk mencegah intimidasi yang dilakukan sekelompok orang terhadap pemilih di Jakarta.
Advertisement
Sementara itu di Balai Kota, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima pengaduan seorang ibu yang meminta diberikan rusun untuk keluarganya.
Siti Haroh mengaku ia belum mendapatkan rusun dari Pemprov DKI, padahal ia adalah salah satu warga Bukit Duri yang digusur.
Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Selasa (18/4/2017).Â
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:Â
1. Maklumat Tamasya di Pilkada DKI 2017
Polri mengeluarkan maklumat berisi larangan memasuki wilayah Ibu Kota Jakarta, terutama bagi mereka yang datang untuk mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) hari H pencoblosan 19 April 2017.
Tito mengatakan, Kapolda yang diperintahkan mengeluarkan maklumat adalah seluruh Kapolda di Pulau Jawa, Lampung, dan beberapa daerah di Sumatera.
Polda Metro Jaya, KPUD, dan Bawaslu DKI pun mengeluarkan maklumat jelang pencoblosan Pilkada DKI 2017 putaran kedua. Mereka sepakat melarang mobilisasi massa yang dapat mengintimidasi pemilih di TPS.
"Kapolda sudah keluarkan maklumat ya, intinya bahwa di maklumat itu melarang adanya mobilisasi massa ke Jakarta terutama ke TPS-TPS," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/4/2017).
2. Sambil menangis, Seorang Warga Bukit Duri Minta Rusun ke Ahok
Air mata Siti Haroh menetes di pipi. Dia mengadu ke Ahok soal tidak mendapat jatah Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Padahal, dia adalah salah satu warga Bukit Duri yang digusur Pemerintah Provinsi DKI.
"Saya KTP Bukit Duri Pak, ini. Saya sudah puluhan tahun ngontrak. Yang setahun kontrak saja kemarin dapat rusun," jawab Siti sambil menangis.
Mendengar jawaban Ahok, Siti lantas mengusap air matanya. "Saya sampai ngemis-ngemis pak (minta rusun). Saudara saya di Rawa Bebek semua," kata Siti.
"Sdr Kepala Dinas, tolong dicek. Kalau ber-KTP DKI harusnya dapat rusun," tulis Ahok di memo tersebut.
3. Ketua Umum PBNU: KH Hasyim Asy'ari Tak Pernah Mengkafirkan Orang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan Masjid KH Hasyim Asy'ari tidak hanya simbol umat Islam di Jakarta saja melainkan seluruh Indonesia.
Penamaan masjid itu sendiri, kata dia merupakan penghormatan untuk salah satu ulama serta pahlawan Nasional.
"Hasyim Asyari merupakan nama besar dalam merebut kemerdekaan dan ikut serta dalam melawan penjajah. Tidak ada ulama besar di dunia yang mempunyai jargon membela tanah air bagian dari iman kepada Allah SWT," kata Said saat tasyakuran Masjid KH Hasyim Asyari, di Jakarta Barat, Senin, 17 April 2017 malam.
Dalam sambutannya, Said juga menegaskan kalau Hasyim Asyari, yang merupakan kakek dari Presiden RI ke -4 Abdurrahman Wahid itu tidak pernah mengkafirkan orang lain.