Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Setya Novanto mengaku tidak pernah puas dengan kinerja Badan Keahlian Dewan (BKD), sebab selalu teoritis sehingga akhirnya tidak dipakai. Dengan pertemuan ini diharapkan ada jalan keluar dan para peneliti jangan berkecil hati, sebab kadang-kadang hasil kajiannya belum mengena.
Menurut Novanto, banyak kajian ilmiah dibuat tetapi tidak melihat kenyataan dan perkembangan yang terjadi. Karena itu lanjutnya, harus ada strategi yang dilakukan seperti mengetahui data-data dari departemen atau instansi yang ada. Misalnya kajian soal energi, datanya kuat, ditangani komisi berapa dan departemen apa. Berarti substansi datanya ada, bukan hanya teori.
“Kalau saya sampaikan teori, orang yang mendengar pidato atau paparan langsung tidur. Berarti BKD harus kerjasama dengan komisi-komisi dan melihat kenyataan dan data-data yang ada. BKD harus tanggap dengan dinamika dan peristiwa dan dengan cepat dibuat kajian,” kata Setya Novanto dalam pertemuan dengan Kepala Badan Keahlian DPR Johnson Rajagukguk bersama para Kepala Pusat dan staf di Ruang KK I Gedung Nusantara, Kamis (20/4) kemarin.
Pimpinan DPR dari FPG ini juga ingin ada evaluasi dan hasilnya apa. Contoh berkaitan dengan Pusat Kajian Anggaran, setiap muncul acara bersama Presiden, bisa mempresentasikan mulai masalah pertumbuhan ekonomi 5,2 persen termasuk 4 terbesar di dunia, defisit anggaran, inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran sampai kajian visi negara kesejahteraan dari 2025, 2035 sampai visi 2045.
“Saya kagum, DPR yang mengeluarkan UU, menyusun anggaran dan melakukan pengawassan, malah Presiden memiliki data yang luar biasa. Saya tekankan BKD buat kajian masalah UU bagaimana evaluasinya, kenapa sering digugat dan kalah di MA,” tukasnya dengan menambahkan, dirinya belum melihat BKD ini mempunyai greget yang luar biasa.
Ditambahkan Novanto, sebenarnya Pimpinan DPR tidak perlu mikir-mikir lagi manakala dukungan keahliannya kuat. Untuk itu dia berjanji bersama Pimpinan lain akan dukung penuh memperkuat BKD sebab kinerja DPR ditunggu oleh rakyat.
“Pimpinan DPR mendukung agar BKD makin diperkuat baik sarana dan prasarana serta anggaran yang diperlukan. Saya sudah panggil Sekjen dan meminta dibantu betul, sebab BKD merupakan embrio, coba para Kapus buat gebrakan,” tegasnya.
Kepala BKD Johnson Rajagukguk menjelaskan, dalam waktu dekat BKD akan membentuk kelompok pakar yang nanti bisa memberikan dukungan sekaligus membimbing pegawai yang muda-muda. Pihaknya sudah hubungi Prof. Bomer Pasaribu dan bersedia untuk berbagi ilmu kepada para tenaga ahli DPR. Kerja sama juga dilakukan beberapa universitas di Indonesia. Dan hari ini melakukan kerja sama dengan Kedubes Belanda dan akan mengirim 14 tenaga ke negara kincir angin tersebut untuk belajar tentang teknik perundang-undangan dan bagaimana menyusun norma UU.
(*)