Sukses

JK: Memindahkan Ibu Kota Bukan Pekerjaan Mudah

Tidak hanya pegawai, Jusuf Kalla menegaskan masalah lain seperti rumah dan sekolah juga harus disiapkan jika pemindahan ibu kota dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyatakan, wacana pemindahan ibu kota negara saat ini masih berupa kajian. Menurut dia, memindahkan ibu kota bukan hal mudah.

"Ini bukan pekerjaan mudah. Contohnya saja, pegawai pusat itu dari semua departemen dan lembaga, mendekati kira-kira 800 ribu orang. Itu bagaimana cara memindahkannya," kata JK di Kantornya, Jakarta, Selasa 25 April 2017.

Tidak hanya pegawai, JK menegaskan masalah lain seperti rumah dan sekolah juga harus disiapkan jika pemindahan ibu kota dilakukan.

"Dan bukan saja yang pindah pemerintah. Swasta juga harus pindah. Servisnya harus pindah, bengkel-bengkel mobil mesti ada, servis AC mesti ada, restoran, banyak sekali yang mesti diadakan kalau pindah ibu kota," ucap JK.

JK juga menyorot dasar alasan pemilihan Palangkaraya jika ibu kota jadi dipindah. Dia mencontohkan bagaimana Myanmar yang pindah ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw yang posisinya di tengah-tengah.

"Saya tidak tahu bagaimana nanti, studi Bappenas itu. Tapi, kalau mau cari kota yang persis di tengah Indonesia, Mamuju (Sulawesi Barat). Tapi tidak ada tanah yang luas. Tanah yang luas, ada di Kalimantan," ungkap JK.

Karenanya, jika memang ingin seperti Myanmar mencari titik tengah biar adil, bisa saja. Tapi dikembalikan dengan keadaan geografis Indonesia sendiri.

"Jadi rakyat tidak ada keberatan, karena di tengah. Orang tetap tinggal di Yangon. Tiap Sabtu pejabatnya pulang ke rumah di Yangon. Itu negara kecil, kalau kita gimana. Jadi banyak pemikiran, banyak aspek yang perlu dipikirkan," Jusuf Kalla memungkas.