Liputan6.com, Jakarta - Polisi memeriksa fisik Bus Pariwisata Kitrans yang menabrak sejumlah kendaraan hingga mengakibatkan 11 orang meninggal di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada Minggu, 30 April 2017. Hasil pemeriksaan dan pengecekan sementara, polisi menemukan bagian rem piston dan rem angin tidak berfungsi.
"Sistem rem piston depan kiri dan kanan tidak berfungsi sama sekali," ujar Kasat Lantas Polres Cianjur AKP Erik Bangun Prakarsa, Senin (1/5/2017).
Erik menjelaskan, rem bus tidak berfungsi sebelum terjadinya kecelakaan hingga merenggut 11 nyawa dan belasan lainnya terluka. "Setelah dicek, vacumnya juga kendor. Otomatis tidak ngerem," kata dia.
Advertisement
Tak hanya itu, bagian kemudi atau setir yang berfungsi sebagai kontrol kendali sopir diikat dengan karet ban dalam. Kemudian, KIR pada bus juga tidak terdaftar, KIR yang tercantum bukan bus melainkan untuk mobil boks.
"Ini sangat fatal," ucap dia.
Namun demikian, polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. Siang ini, polisi akan kembali melakukan uji teknik terhadap bus bernomor polisi B 7057 BGA itu.
"Sekarang bus sedang dicek lagi," ujar dia.
Sementara itu, polisi dan Dinas Perhubungan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut hari ini. Olah TKP kali ini menggunakan peralatan 3D Laser Analysis. Teknologi ini untuk mengakurasikan hasil penyelidikan dan penyidikan kasus kecelakaan.
Alat ini mampu merekonstruksi proses terjadinya kecelakaan Ciloto secara visual, mulai dari awal hingga akhir. Sehingga kesempatan untuk memperoleh petunjuk awal sebuah kasus, semakin besar.
"Dari visualisasi ini nanti bisa diketahui mulai dari awal hingga titik akhir proses kecelakaan. Dari kecepatan pun bisa diketahui," Erik menandaskan.