Liputan6.com, Jakarta - Buruh yang berunjuk rasa di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat mulai kesal karena diadang dan tak bisa mendekati Istana Kepresidenan. Mereka mengaku sudah diizinkan berunjuk rasa di depan Istana.
Mereka pun langsung memutar kutipan pidato Presiden Joko Widodo yang rindu didemo.
"Pak polisi harus dengar pidato Presiden. Jangan tuli, jangan budek," ujar seorang buruh dari mobil komando, Senin (1/5/2017).
Advertisement
Buruh kemudian memutar kutipan pidato Jokowi melalui mobil komando. Dalam pidato itu, Jokowi menyebut dirinya rindu didemo.
"Lama-lama tahun kedua demo sudah turun sekitar 30 persen. Enggak ada yang didemo saya kangen pengen didemo. Apa pun pemerintah perlu dikontrol. Sekarang saya ngomong di mana-mana tolong saya didemo. Saya suruh masuk," kata Jokowi dalam kutipan pidato yang diputar buruh.
Hal ini menambah semangat para buruh untuk mendesak polisi membuka barikade. Meski begitu, buruh tetap meminta klarifikasi dari polisi atas pengadangan ini.
"Tolong Pak polisi, Pak Kapolda (Metro Jaya) jelaskan pada kami. Kenapa kami tertahan di sini," ujar dia.
Buruh sempat bereaksi dengan menggoyang pagar kawat berduri yang menghalangi mereka, tapi aksi itu tidak diteruskan. Buruh memilih duduk dan mendengarkan orasi kembali.
Sebelumnya, buruh menjebol pembatas jalan beton karena dilarang mendekati Istana. Massa tidak terima dengan pengadangan ini. Mereka merasa aksi ini sudah mendapat izin dari Mabes Polri sehingga tak perlu dihalang-halangi.
"Undang-undang mengatakan jarak aksi hanya 100 meter dari Istana. Ini masih jauh. Masih 700 meter. Polisi jangan berdalih di balik diskresi," ujar buruh di atas mobil komando.
Buruh dari Garda Metal kemudian berupaya menjebol pembatas jalan beton yang terpasang. Puluhan buruh mendorong bersama satu per satu pembatas jalan.
Selama 5 menit, lima pembatas jalan berhasil dirobohkan. Sehingga tiga mobil komando unjuk rasa bisa mendekati Istana.