Sukses

Cerita Pegiat Kuda Pustaka Purbalingga Diundang Jokowi ke Istana

Ridwan menjelaskan Jokowi akan memberikan bantuan 10 ribu buku tiap tahunnya kepada pustakawan di berbagai pelosok negeri.

Liputan6.com, Purbalingga - Ridwan Sururi, pegiat literasi 'Kuda Pustaka' diundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Istana Negara, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei lalu.

Ridwan yang berasal dari Desa Serang di kaki Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah, menjadi tamu kehormatan Jokowi.

Ridwan bersama 37 pegiat pustaka dari berbagai daerah diterima secara pribadi oleh Presiden di Istana Negara. Undangan ini merupakan wujud penghargaan atas pengorbanan serta pengabdian para pustakawan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Undangan ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi saya, karena sebagai tukang pencari rumput seperti saya bisa menghadap Bapak Presiden," kata Ridwan usai pertemuan, Rabu 3 Mei 2017.

Ridwan menjelaskan Jokowi akan memberikan bantuan 10 ribu buku kepada pustakawan di berbagai pelosok negeri tiap tahun. Untuk mengatasi keluhan para donatur buku mengenai mahalnya ongkos kirim, Presiden juga menjanjikan jasa pengiriman gratis.

"Perhatian pemerintah yang begitu besar kepada kami selaku pegiat literasi menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan perpustakaan sebagai jendelanya dunia," kata dia.

Seperti Mimpi

Saat ditemui Liputan6.com sebelum ke Istana Negara, Ridwan masih sibuk melayani pengunjung yang menyewa kuda-kudanya.

Sehari-hari, Ridwan Sururi mencari nafkah dengan menyewakan kudanya sebagai tunggangan di kawasan wisata Lembah Asri, Desa Serang, Purbalingga, Jawa Tengah. 

"Saya seperti mimpi diundang ke Istana dan bertemu Presiden," ungkap Ridwan Sururi, waktu itu.

Kiprah Ridwan Sururi dalam membudayakan minat baca terbilang unik karena menarik perhatian masyarakat. Ia berkeliling menunggangi kuda kesayanganya, Luna dan Germanis, ke desa-desa yang ada di kaki Gunung Slamet.

Semangat dan keuletan Ridwan juga sudah terekspos di berbagai media, baik cetak maupun daring (online). Bahkan, media asing seperti BBC London, Reuters, serta Al Jazeera sempat memberitakan perjuangan Ridwan untuk menggugah minat baca masyarakat.