Sukses

Damai Waisak dari Muarojambi, Candi Terluas di Asia Tenggara

Hujan rintik yang membasahi kawasan Candi Muarojambi tak menyurutkan niat Andi dan keluarganya berdoa di candi.

Liputan6.com, Jambi - Perayaan Waisak 2561 jatuh hari ini, Kamis (11/5/2017). Menyambut kedatangan Waisak, umat Buddha di Jambi sejak Rabu, 10 Mei 2017 malam, mulai memadati kawasan Candi Muarojambi, candi terluas di Asia Tenggara.

Kawasan candi seluas 12 kilometer persegi ini merupakan ikon Provinsi Jambi. Setiap tahun saat hari raya Waisak, ribuan umat Buddha berkumpul di candi yang hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Jambi ini. Tak hanya warga lokal, banyak juga umat Buddha dari sejumlah negara ikut merayakan Waisak di Candi Muarojambi.

"Kami sekeluarga sengaja ingin merayakan Waisak di sini (Candi Muarojambi). Sekalian berkumpul dengan keluarga di Jambi," ujar Andi (35), salah satu umat Buddha yang mengaku datang dari Jakarta, Jambi, Rabu malam.

Hujan rintik yang membasahi kawasan Candi Muarojambi tak menyurutkan niat Andi dan keluarganya berdoa di candi, yang tak jauh dari aliran sungai Batanghari itu. Selain berharap kebaikan di dunia, Andi tak lupa mengumandangkan salam damai untuk Indonesia.

"Semoga Indonesia selalu dilindungi dalam kebaikan dan kedamaian. Berbeda-berda tetap kita satu Indonesia," ucap Andi.

Festival Candi Muarojambi

Gubernur Jambi Zumi Zola belum lama ini mengatakan, bertepatan dengan hari raya Waisak, akan digelar juga Festival Candi Muarojambi 2017. Acara ini digelar mulai hari ini, 11 - 14 Mei 2017.

"Temanya juga harus mendunia, karena memang candi ini sudah berkelas dunia. Maka dari itu kami langsung mengusung tema bersama kita kembangkan kearifan lokal, Muara Jambi yang mendunia," ujar Zumi.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Muarojambi Indra Gunawan mengatakan, rentetan acara sudah disiapkan untuk menggelar acara tersebut. Termasuk menghadirkan dua artis yakni Adelia Putri Bintang dan Bobby Bollywood.

"Akan ada beragam lomba dan penampilan tarian kolosal yang tetap bertahan hingga era modern. Ini kami gelar merupakan upaya menguatkan kearifan lokal dan menarik minat wisatawan mancanegara dan Nusantara," ujar Indra.

Indra menambahkan, tujuan utama dalam kegiatan Festival Candi Muara Jambi ini lebih kepada promosi candi agar lebih dikenal luas oleh masyarakat sebagai obyek wisata religi dan juga sebagai pusat penelitian pendidikan.

Candi Muarojambi diperkirakan dibangun pada abad ke-11 sebelum masehi dan sudah ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN). Candi ini mencakup lahan di tujuh desa di Kabupaten Muarojambi.

Sebelum pembukaan festival, akan ada 1.000 lebih umat Buddha terlebih dahulu melakukan prosesi Waisak. Acara itu sudah menjadi tradisi tahunan warga Buddha di Jambi dalam merayakan hari Waisak.

Pada 2016 lalu pengunjung ke Candi Muarojambi selama festival 8.000 orang, tahun ini ditargetkan mencapai 10.000 pengunjung. Sementara untuk tiket masuk di candi saat festival nanti masih mengunakan tarif lama yang sudah di SK-kan Pemkab Muarojambi, yakni hanya Rp 3.000 per orang.

Sekadar informasi, kawasan komplek percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah diekskapasi, atau pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.