Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membentuk Majelis Penyelamat Partai dengan tujuan agar 2 kubu yaitu Romahurmuziy atau Romy dan Djan Faridz dapat bersatu. Majelis Penyelamat Partai pun akan segera menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) Ulama untuk dapat mempersatukan keduanya.
Menurut anggota Majelis Tinggi PPP Anwar Sanusi, baik kepemimpinan Romy, maupun Djan diibaratkan sudah 'batal' dalam memimpin partai berlambang Kakbah ini.
Baca Juga
"Yang pertama bahwa kedua-duanya sudah dinyatakan batal. Kenapa batal? Karena sudah melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan enam prinsip perjuangan partai," ujar Anwar di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Kamis (11/5/2017).
Advertisement
Ia menyebutkan contoh AD/ART yang dilanggar oleh Romy dan Djan yaitu saat Pilkada DKI 2017 lalu. Keduanya justru mendukung calon gubernur yang diduga telah menistakan agama Islam. Namun, apakah Romy dan Djan akan diganti atau tidak, hal ini diserahkan kepada para ulama.
"Kalau memang musyawarah alim ulama ini kemudian ya sudahlah batal tetapi berwudu kembali, bertobat, kalau ulama yang bilang begitu, kita sami'na wa atho'na," kata dia.
"Tapi kalau misal batalnya harus diganti imamnya (pemimpin PPP), ya kita ikut juga. Jadi semuanya memang tergantung pada Munas Ulama," sambung Anwar.
Anwar menegaskan, Munas Ulama ini semata-mata dilakukan untuk menyatukan dua kubu dalam internal PPP yang hingga saat ini masih bergejolak. Dia menjelaskan alasan memilih Munas Ulama karena PPP didirikan para alim ulama.
"Kami-kami ini kan bukan pendiri. Nah ketika (ada masalah dualisme kepemimpinan) maka dikembalikan lagi kepada pendiri, siapa pendiri? Ya alim ulama," ucap dia.
"Karena di situ disebutkan dalam mukadimah itu bahwa PPP didirikan oleh para alim ulama yang diwakili oleh empat partai pada waktu itu yaitu Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Serikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah," imbuh dia.
Terkait pergantian kepemimpinan dalam PPP, Anwar enggan menyebut nama calon pengganti Djan dan Romy. Baginya, banyak kader PPP yang dirasa kompeten untuk memimpin partai.
"Yang jelas, kader PPP tidak kekurangan. Kan calon-calon imam (pemimpin PPP) yang memenuhi persyaratan kan banyak," tegas Anwar.