Sukses

Komnas HAM: Kasus Novel Beri Efek Takut Penyidik KPK

Jika kasus Novel Baswedan tidak terungkap, tidak menutup kemungkinan akan kembali menimpa penyidik KPK lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Nurkholis meminta siapa pun pelaku penyerangan berupa air keras ke wajah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan agar diungkap dan ditangkap.

Hal ini, kata dia, menyusul banyaknya kabar burung beredar terkait identitas pelaku. Salah satunya adalah adanya isu orang bayaran dari pihak yang terlibat dalam salah satu kasus korupsi yang ditangani Novel Baswedan.

"Diungkap saja, harus bisa, siapa pun pelakunya harus diungkap," ujar Nurkholis di Kantor Komnas HAM Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2017).

Dia lalu meminta pihak kepolisian mampu mengungkap teror yang menimpa Novel Baswedan. Sebab, kata Nurkholis, jika tidak terungkap, maka mungkin akan kembali menimpa penyidik KPK lainnya.

"Karena begini, kalau kasus ini tidak terungkap, akan menimbulkan, pasti ada efek takut para penyidik lain di KPK itu. Bisa jadi preseden dalam arti oh ini enggak terungkap, bisa jadi nanti ada kejadian lagi," tandas Nurkholis.

Penyidik senior KPK Novel Baswedan diserang air keras oleh dua orang tak dikenal, Selasa, 11 April 2017. Pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor matik. Diduga ada otak pelaku di balik penyerangan Novel Baswedan. Bahkan, aksi ini diduga sudah direncanakan.

Akibat penyerangan itu, Novel mendapat luka bakar di wajahnya. Kedua mata Novel mengalami cedera karena terkena air kimia itu.

Novel Baswedan kini masih menjalani perawatan intensif di Singapura. Kondisi penglihatan kedua matanya berangsur membaik.

Video Terkini