Sukses

Polri: Penembakan di Rumah Ketua Fraksi PKS Murni Kecelakaan

Jazuli Juwaini mengaku rumahnya ditembak orang tak dikenal. Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh keponakan Jazuli pada Selasa.

Liputan6.com, Jakarta - Polri menyatakan, kasus penembakan di rumah Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini adalah murni kecelakaan. Saat itu, pasukan Brimob sedang latihan menembak dengan menggunakan senjata laras panjang.

"Jadi begini, Brimob itu latihannya 250 meter dari kediaman beliau (Jazuli). Dari latihan menembak ada satu peluru yang tidak tertembak, saat diperbaiki meledak, tapi larasnya mengarah ke rumah Pak Jazuli," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (15/5/2017).

Setyo menegaskan, penembakan ke rumah Jazuli Juwaini murni kecelakaan saat latihan dan tidak ada unsur kesengajaan.

"Itu murni kecelakaan saat Brimob melakukan latihan. Saat ini kami sedang melakukan proses penyelidikan terkait kasus ini," tutur dia.

Dia menuturkan, Bripka Teguh Dwiyanto yang memberikan senapan tersebut kepada para anggotanya yang sedang mengikuti proses pelatihan.

"Itu Bripka Teguh bagian logistik yang waktu itu dia memberikan senjata buat latihan kepada beberapa anggotanya ada yang senjata macet waktu dicoba meledak pelurunya masuk ke rumah Jazuli," terang Setyo.

Jazuli Juwaini mengaku rumahnya ditembak orang tak dikenal. Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh keponakan Jazuli sepulang kuliah pada Selasa, 2 Mei 2017 malam.

Keponakan Jazuli melihat jendela kamarnya di lantai dua berlubang sekitar 5 milimeter dan retak di sekelilingnya.

Namun, kejadian tersebut baru dilaporkan ke polisi esok harinya, Rabu, 3 Mei 2017. Kasus penembakan di rumah Jazuli tersebut bukan kali pertama terjadi. Pada awal 2014, rumahnya di Ciputat juga sempat ditembak orang tak dikenal.

Saksi Penembakan Rumah Jazuli

Sementara itu, Bripka Teguh Dwiyatno yang memberikan senapan saat latihan di dekat rumah Jazuli ditemukan meninggal dengan luka tembak di kepala. Dia diduga nekat mengakhiri hidupnya karena stres.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan Bripka Teguh pernah diperiksa sebagai saksi atas kasus penembakan rumah Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.

Menurut Rikwanto, di dekat rumah Jazuli ada lapangan menembak yang biasanya digunakan anggota Brimob untuk latihan menembahkan. Jaraknya 250 meter.

"Dalam konteks kejadian kemarin, kami duga ada satu tembakan peluru yang dilakukan pengamanan ke atas, diduga ada pelurunya parabol (cembung) dan mengenai jendela itu," kata Rikwanto di kompleks Mabes Polri.

Atas peristiwa ini, Bripka Teguh sempat menjalani pemeriksaan. Hal ini yang kemudian membuat Bripka Teguh tertekan hingga nekat mengakhiri nyawanya.

"Dan yang bersangkutan diperiksa dan di situ diduga yang bersangkutan stres atau tertekan," tambah Rikwanto.