Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto menyambut baik pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghentikan perilaku saling menghujat dan memfitnah. Hal tersebut, kata pria yang karib disapa Setnov ini, menunjukkan sikap pemerintah dalam merespons situasi juga kondisi sosial dan politik akhir-akhir ini.
Menurut Setnov, sebagian pihak belum mengerti betul arti kematangan berdemokrasi.
"Memang tidak dipungkiri, momentum politik yang sejatinya mengasah kedewasaan dan kematangan kita dalam berdemokrasi, belum sepenuhnya dipersepsikan dengan baik oleh beberapa komponen masyarakat," ujar Setnov di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Advertisement
Ia mengatakan kebebasan bersuara dan berpendapat terkadang disalurkan dengan cara-cara yang kurang bijaksana sehingga menimbulkan keresahan dan kegelisahan di tengah masyarakat.
"Jika ini terus berlanjut, tradisi kebangsaan dan keindonesiaan kita tampak hilang dalam suasana yang terjerumus dalam berbagai perbedaan. Tatanan luhur kemasyarakatan kita kehilangan jejak dalam situasi yang diwarnai ragam kepentingan," kata dia.
Setnov menegaskan, dirinya tidak menafikan perbedaan yang ada. Bahkan, dia juga tidak menutup mata atas beragam kepentingan. "Namun, mengelola perbedaan dan ragam kepentingan adalah ciri kedewasaan dan kematangan dalam berdemokrasi," imbuh dia.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, mengelola perbedaan dan ragam kepentingan merupakan tantangan terbesar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini. Hal itu memang tidak mudah, sebab dengan perbedaan maka akan lebih mudah mendefinisikan satu sama lain dibandingkan melalui persamaan dan kebersamaan.
"Namun demikian, tradisi luhur kita telah mewariskan tentang sikap dan perilaku menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan. Nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan kita tidak alergi terhadap perbedaan, melainkan memakluminya sebagai realitas yang harus diterima dan dijadikan kekuatan dalam bingkai NKRI," beber Setya Novanto.
Dukung Jokowi
Oleh karena itu, Setnov mendukung segala langkah pemerintah dalam mengambil posisi yang tegas terhadap berbagai pihak yang mengancam keutuhan bangsa dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya juga mendukung usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka merangkul seluruh kalangan yang berbeda, baik agama, suku maupun ras untuk senantiasa mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dan tujuan bersama seluruh rakyat Indonesia," tutur dia.
Terakhir, Setnov mengajak seluruh komponen bangsa dari berbagai lapisan masyarakat, profesi dan keahlian, serta berbagai posisi dalam status dan kedudukan, untuk senantiasa memberi dan menularkan energi positif kepada sesama anak bangsa.
"Tanamkan benih-benih semangat toleransi dan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa, sehingga makna Bineka Tunggal Ika terpatri dalam ladang pikiran dan hati seluruh komponen bangsa ini," papar dia.
"Energi itulah yang akan meminimalisasi hingga menghilangkan stigma-stigma dan persepsi-persepsi yang keliru dan tidak bertanggung jawab antara sesama masyarakat, sesama warga negara, dan sesama rakyat Indonesia," ujar Setnov.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang tokoh lintas agama ke Istana Merdeka, Jakarta. Berbagai masalah terkini dibicarakan dalam pertemuan itu.
Saat ini, banyak warga bersikap terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Hanya karena tidak suka dengan pihak tertentu langsung melakukan unjuk rasa, bahkan saling menghujat. Hal ini yang ingin segera diakhiri oleh Jokowi.
"Jangan saling menghujat karena kita ini adalah saudara, jangan saling menjelekkan karena kita ini adalah saudara, jangan saling fitnah karena kita ini adalah bersaudara," kata Jokowi.