Liputan6.com, Jakarta - Media sosial merupakan salah satu alat untuk menyuarakan pendapat. Akhir-akhir ini, media sosial diramaikan komentar-komentar warganet yang mampu menjadi sorotan publik. Sejumlah komentar dan informasi beredar liar. Tak sedikit pula di antaranya merupakan kabar tak benar alias hoax.
Pemerintah pun mewacanakan hari puasa media sosial. Hal ini diungkapkan Menko Polhukam Wiranto saat menghadiri sebuah diskusi di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat.
Baca Juga
"Sekarang tiap hari empat jam orang lihat Youtube, Instagram, Whatsapp, yang jadi bagian kegiatan negara ini. Kalau yang positif tidak apa-apa. Tapi kalau isinya hasutan, kebencian, harus kita selesaikan," ucap Wiranto di lokasi, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017.
Advertisement
Atas dasar pemikiran itu lah, Wiranto menyarankan adanya puasa media sosial. Tak tanggung-tanggung, Mantan Ketua Umum Partai Hanura itu menyebut ingin memberlakukan puasa media sosial ini selama seminggu.
"Saya kadang-kadang berpikir, kalau kita liburkan dulu media sosial, seminggu, aman negeri ini. Itu dalam pikiran saya. Itu coba dulu," gumam Wiranto sambil tertawa.
Pada tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menuturkan, wacana itu sempat menjadi perbincangannya dengan Wiranto.
"Itu hanya pemikiran beliau yang sama juga pemikiran dengan kita. Ini sekali-kali, kita jangan hingar-bingar lah," tutur Rudiantara.
Dia pun menuturkan puasa media sosial tidak perlu dilakukan jika memang masyarakat secara sadar menggunakan media sosial untuk hal yang positif. Pasalnya, dia menilai media sosial justru mulai tidak menyehatkan.
"Misalkan tak bisa seminggu (puasa media sosial). Tapi kalau masyarakat semua sadar, ya bisa dilakukan," ucap Rudiantara.
"Kan teman-teman juga lihat isinya. Apa menghujat, menyalahkan, adu domba, dan lain-lain," Rudiantara menandaskan.