Sukses

Menaker: Perlu Ada Kerjasama Pesantren, Pemerintah, dan Industri

Setelah mengunjungi beberapa pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah kemarin, politisi PKB ini kembali berkunjung ke pesantren lain

Liputan6.com, Jakarta Rangkaian kunjungan Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri ke Pondok pesantren terus berlanjut. Setelah mengunjungi beberapa pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah sejak dua bulan lalu, Rabu (17/05/17) kemarin, politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini kembali berkunjung ke pondok pesantren. Kali ini ke Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Kebondanas, Subang, Jawa Barat.

Hanif menjelaskan kenapa dirinya rajin mengunjungi pesantren akhir-akhir ini. Bagi Hanif, terasa semakin penting membuka kesadaran banyak pihak bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, memiliki kemampuan mencetak manusia yang berkarakter. Karakter yang kuat adalah modal utama bagi manusia untuk menghadapi berbagai tantangan dan kompetisi. Termasuk kompetisi di dunia kerja.

"Saya ingin mendorong agar diperkuat sinergi pendidikan pondok pesantren dengan pemerintah dan industri makin dikuatkan. Kewajiban pemerintah memfasilitasi peningkatan kompetensi angkatan kerja dan kebutuhan industri terhadap sumber daya manusia yang mumpuni, saya yakin bisa dijembatani oleh pesantren", jelasnya.

Di pesantren, lanjut Hanif, anak-anak bukan hanya belajar, tetapi juga dididik karakternya. Karakter yang kuat itu penting pada era persaingan saat ini. Melalui kerjasama multipihak, peran pesantren akan makin strategis sebagai jalan kemajuan bagi rakyat Indonesia dalam menghadapi persaingan kerja.

"Keterampilan bukan lah satu-satunya bekal bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain di era kompetisi saat lain. Di samping keterampilan, SDM Indonesia juga harus memiliki karakter yang kuat", terang menteri yang berasal dari keluarga TKI ini.

Oleh karena itu, Menaker mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian pondok pesantren.

“Maka pesantren sebagai salah satu pusat pendidikan karakter ini perlu kita untuk kita jaga bersama. Karena nantinya di pasar kerja, anak-anak yang memiliki karakter justru lebih dipilih,” terangnya.

Mengenakan kain sarung, baju putih dan peci hitam, menteri lulusan pesantren Al-Muayyad Solo dan Pesantren Edi Mancoro Salatiga ini meminta pondok pesantren agar mampu membekali alumninya dengan keterampilan. Karena, manusia kompetitif saat ini harus memiliki soft skill yang meliputi karakter, budi pekerti, etos kerja dan sebagainya, serta hard skill yang mencakup keterampilan dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

“Pemerintah juga ikut melengkapi apa yang dilakukan pesantren dengan mendorong agar alumni-alumni pesantren ini memiliki keterampilan dan kompetensi,” jelas Menaker.

Menaker memaparkan, saat ini pemerintah memiliki skema pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) dan program pemagangan untuk meningkatkan keterampilan SDM Indonesia. Ke depan, pelatihan kerja dan pemagangan diharapkan juga diakses oleh pondok pesantren guna membekali santri maupun alumninya.

“Kemnaker punya program Balai Latihan Kerja dan pemagangan baik di dalam maupun di luar negeri yang bisa dimanfaatkan para santri pesantren,” paparnya.

 

(*)