Liputan6.com, Jakarta - Seorang taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tingkat II bernama Muhammad Adam (21), tewas saat menjalani pendidikan di kampusnya di Jawa Tengah, Kamis, 18 Mei 2017, dini hari. Pria yang akrab disapa Nando itu diduga tewas akibat dianiaya seniornya.
Anggota Komisi III DPR Muslim Ayub mengatakan, pekan depan pihaknya akan mengunjungi kampus tempat Mohammad Adam meninggal.
"Nanti, Rabu 24 Mei kita akan ke Semarang. Gubernur Akpol harus kita sampaikan, bahwasanya peristiwa ini bukan sekali tapi ratusan kali," ujar Ayub di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini akan menyampaikan data mengenai banyaknya para taruna yang menjadi korban penganiayaan selama menempuh pendidikan di Akpol.
Untuk itu, ia ingin memastikan langkah apa yang akan dilakukan Gubernur Akpol dan Polri agar insiden serupa tidak terulang.
"Hal ini kita garisbawahi, kita tegaskan, jangan ada senior lakukan pemukulan terhadap junior yang nanti menimbulkan kematian. Hal-hal ini memang kita harus tinggalkan," tegas Ayub.
Ayub mengatakan, tidak ada alasan senior di sekolah kepolisian yang boleh melakukan penganiayaan, meskipun di luar jam dinas atau jam tugas yang ditujukan dalam rangka pembinaan.
Advertisement
"Tidak ada. Tapi ini kebiasaan yang dijalankan dan itu tidak perlu. Kalau latihan fisik kenapa dipukul? Tidak boleh ada lagi pemukulan. Junior kita hormati, senior kita hargai," kata Ayub.
Polisi masih menyelidiki kasus dugaan penganiayaan taruna Akpol tingkat II Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam yang berujung pada kematian. Hasil penyelidikan sementara, diduga ada 12 taruna tingkat III yang terlibat.