Sukses

Cerita Afi Nihaya Pidato di Depan Profesor dan Mahasiswa se-Jatim

Ada satu hal yang membuat Afi Nihaya sangat terkesan pada kesempatan itu. Seorang dosen perempuan menghampirinya dengan mata berkaca-kaca.

Liputan6.com, Jakarta - Afi Nihaya Faradisa belakangan jadi perbincangan netizen usai akunnya ditangguhkan Facebook. Siswa SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, ini kerap membuat tulisan kritis di Facebook yang lantas menjadi viral.

Melalui akun Facebook-nya yang diunggah pada Minggu, 21 Mei, perempuan 18 tahun bernama asli Asa Firda Inayah itu bercerita mendapat undangan berbicara di depan profesor dan mahasiswa se-Jawa Timur.

Afi mengaku mendapat undangan dari Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang untuk berbicara di depan para profesor dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Jawa Timur.

"Sejujurnya saya tidak tahu apa yang akan saya katakan di sana. Ya sudah, saya sampaikan saja semua aspirasi saya menyangkut kebhinekaan Indonesia, sesuai tema acaranya," tulis Afi memulai cerita soal pidatonya, melalui akun Facebook Afi Nihaya Faradisa.

Pada kesempatan itu, Afi mengaku hanya remaja sederhana yang masih berstatus pelajar dan jauh dari kemampuan yang dimiliki para tamu yang hadir pada acara tersebut. Namun, dengan kondisi yang ada dia berusaha memberikan kontribusi buat bangsa.

"Di tengah segala keterbatasan, saya hanya berusaha melakukan hal yang saya mampu untuk memberi kontribusi bagi negara ini. Tapi, dengan kemampuan Anda dan segala yang Anda miliki sejauh ini, saya yakin Anda semua pasti bisa melakukan hal yang jauh lebih hebat daripada apa yang telah saya lakukan," kata dia.

Ada satu hal yang membuat hadirin memberikan tepuk tangan dan berdiri sebagai apresiasi kepada Afi, yakni saat dia mengutip pernyataan aktivis perempuan asal Pakistan, Malala Yousafzai, bahwa pentingnya pendidikan bagi manusia.

"Beberapa hadirin bertepuk tangan sambil berdiri ketika pidato saya yang benar-benar tanpa persiapan tersebut sudah selesai," ungkap dia.

Ada satu hal yang membuat Afi sangat terkesan pada kesempatan itu. Seorang dosen perempuan menghampirinya dengan mata berkaca-kaca karena terharu. Dosen itu memberikan apresiasi atas keberaniannya menyuarakan pemikirannya melalui tulisan di media sosial.

"Seorang ibu dosen tiba-tiba menghampiri dan memegang pipi saya, kemudian beliau berkata dengan mata yang berkaca-kaca, 'Nak, kau tahu tidak, begitu banyak orang yang punya pendapat dan suara tapi lebih memilih untuk tidak mengungkapkannya. Saya adalah salah satu orang di antara mereka. Dan kamu berani, Nak. Saya tidak tahu apa yang harus saya ungkapkan padamu. Saya terharu'," beber Afi Nihaya menirukan ucapan sang dosen.

Â