Sukses

Penjelasan TNI soal Puisi Panglima Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo menjadi pembicara dalam Rapimnas Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto angkat bicara terkait puisi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat jadi pembicara di Rapimnas Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Wuryanto menyatakan, saat itu Panglima TNI hanya membacakan potongan puisi untuk memberikan gambaran tentang kebangsaan sesuai tema kepada peserta Rapimnas Golkar.

"Video puisi tersebut dipublikasikan Puspen TNI melalui website www.tni.mil.id," ujar Wuryanto melalui pesan tertulis, Rabu (24/5/2017).  

Dia menambahkan, pihaknya merasa perlu memberikan penjelasan untuk menghindari kesimpangsiuran kabar yang beredar, khususnya di media sosial.

"Untuk menghindari salah persepsi pembacaan puisi tersebut," ucap dia.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi pembicara dalam Rapimnas Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Di sela memberikan materi, Gatot sempat membacakan puisi.

Puisi tersebut berjudul "Tapi Bukan Kami" karya Denny JA. Melalui puisi ini, Gatot mengingatkan masih ada ketidakadilan sosial.

"Lihatlah aneka barang, dijualbelikan orang. Oh makmurnya, tapi bukan kami punya. Desa semakin kaya tapi bukan kami punya. Kota semakin kaya tapi bukan kami punya," kata Gatot menyampaikan penggalan puisi, dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Selasa 23 mei 2017. 

Mantan KSAD itu kemudian menjelaskan makna dari puisi yang dibacakan itu. Menurut dia, puisi itu merupakan potret tangisan masyarakat dari suatu wilayah.

"Ini tangisan suatu wilayah, dulu dihuni Melayu di Singapura, sekarang menjadi seperti ini (sambil memperlihatkan slide tentang pengungsi). Kalau kita tak waspada, suatu saat bapak ibu sekalian, anak cucunya tidak lagi tinggal di sini. Gampangnya, kita ke Jakarta semua teratur rapi, punya Betawi di sana?" kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo.