Sukses

Briptu Taufan, 'Anak Mama' yang Jadi Korban Bom Kampung Melayu

Sang paman, Obing Riyandi, menceritakan Taufan adalah sosok yang sangat sayang kepada keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Sabhara Polda Metro Jaya, Bripda Taufan Tsunami (23), menjadi korban ledakan bom Kampung Melayu saat menjalankan tugas pengamanan pawai obor di sekitar kawasan  Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Di mata sang ayah, Taufan dikenal sebagai anak yang ramah dan patuh kepada orangtua. Dia pun mengungkapkan menjadi polisi merupakan cita-citanya sejak masih kecil.

"Sejak kecil dia memang bercita-cita menjadi anggota polisi," kata ayah korban, Heri Busono, saat ditemui di kediamannya, Kampung Kranggan Wetan,  RT 02/10, Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi.

Anak kedua dari 3 bersaudara itu, dikatakan, kerap memberikan sesuatu kepada orangtuanya. Yang paling sering dilakukan olehnya yaitu membawa makanan sepulangnya tugas berdinas.

"Kalau dia punya rezeki, dia selalu bawa makan ke rumah," ucap dia. 

Sementara itu, sang paman Obing Riyandi menceritakan Taufan adalah sosok yang sangat sayang kepada keluarga. Ia bahkan, selalu melaksanakan apa yang diminta oleh ibunya, Asiah.

"Taufan itu sehari-hari adalah anak yang manja dan sayang, kadang juga dia sering sekali disuapi oleh ibunya, ia nurut banget sama ibunya," kata Obing.

Obing mengungkapkan, keluarga besarnya tidak memiliki firasat atau melihat perilaku yang tidak biasa sebelum terjadinya peristiwa ledakan bom.

"Enggak ada ya (firasat), perilaku Taufan juga biasa-biasa saja sebelum dikirim tugas oleh Polda di tempat tersebut," ucap Obing, dengan berlinang air mata.

Jenazah Bripda Taufan Tsunami telah dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, pada Kamis, siang ini. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Briptu.

Pria lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) pada tahun 2014 atau angkatan 40 itu, dilepas dengan upacara kedinasan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hero Bachtiar.

Sebanyak 15 orang menjadi korban dari ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jaktim pada Rabu, 24 Mei 2017 sekitar pukul 21.00 WIB. Lima di antaranya meninggal dunia, yakni tiga anggota Polri dan dua diduga pelaku bom bunuh diri.

Sementara itu, 10 orang luka-luka dan sudah mendapat perawatan di rumah sakit. Lima orang anggota Polri dan lima lainnya warga sipil.