Sukses

Belajar dari Bom Kampung Melayu, Warga Harus Jauhi Lokasi Ledakan

Selang lima menit, bom Kampung Melayu kedua dari tas ransel Ahmad Sukri meledak. Menurut Tito, ledakan kedua ini memang sudah dipersiapkan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengimbau agar masyarakat tidak mendekati sumber ledakan apabila terjadi ledakan bom. Hal ini belajar dari bom Kampung Melayu yang meledak dua kali pada Rabu 24 Mei 2017 malam.

"Saya mengimbau agar apabila ada ledakan, jangan buru-buru ke lokasi TKP (tempat kejadian perkara), karena bisa terjadi ledakan berikutnya," kata Tito di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Jumat (26/5/2017).

Tito mengatakan, ini belajar dari bom Kampung Melayu, di mana bom pertama yang dibawa bomber bernama Ichwan Nurul Salam, sengaja dibuat lebih kecil untuk memancing orang datang berkerumun.

"Itu yang kita sebut dengan second ring blast, ledakan kedua," ujar Tito.

Selang lima menit, bom kedua yang berasal dari tas ransel milik Ahmad Sukri meledak. Menurut Tito, ledakan kedua ini memang sudah dipersiapkan, ketika banyak orang berkumpul, lalu terjadi ledakan keduanya.

"Kita melihat dalam kasus Rabu malam (bom Kampung Melayu), ledakan pertama tidak besar, tapi melukai. Yang lain datang mengerubung, kemudian terjadi ledakan besar dari tas Ahmad Sukri," tutur mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris itu.

Bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017 sekitar pukul 21.00 WIB. Ledakan terjadi dua kali dalam rentang waktu berdekatan.

Akibat bom Kampung Melayu, lima orang tewas. Dua di antaranya diduga kuat pelaku dan tiga lainnya anggota kepolisian.

Video Terkini