Liputan6.com, Jakarta - Dua ledakan bom menggegerkan warga di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Peristiwa yang terjadi pada Rabu, 24 Mei 2017, malam tersebut menewaskan tiga polisi yang tengah menjaga pawai obor menyambut Ramadan. Dua orang yang kemudian diduga sebagai pelaku bom bunuh diri itu juga tewas, salah satunya dengan kondisi tubuh hancur.
Bergidik saat mengalami langsung kejadian itu. Deni, sopir Kopaja jurusan Kampung Melayu-Pasar Senen, mengaku kaget ketika melihat bagian tubuh manusia terlempar di depan matanya.
Baca Juga
Kebetulan, saat kejadian, dia berada tak jauh dari lokasi ledakan. Dia tengah berkumpul dengan teman-temannya di tempat biasa sopir bercengkerama.
Advertisement
"Pas bomnya sudah meledak ada tangan terpental sampai seberang jalan, saya sama teman-teman duduk di sekitar Halte Transjakarta karena memang tongkrongan sopir. Jari-jari tangannya itu masih gerak-gerak padahal enggak ada badannya, sudah putus," cerita Deni kepada Liputan6.com di Terminal Kampung Melayu, Sabtu (27/5/2017).
Saat bom pertama meledak, lanjut dia, warga penasaran dan mendekat. Namun, beberapa menit kemudian, bom meledak lagi di lokasi yang tak jauh dari ledakan pertama.
"Saat bom kedua meledak baru orang-orang pada panik lari. Pas ledakan pertama justru orang-orang mendekat penasaran ada apa," kata Deni.
Cerita Deni tersebut diamini pedagang sekitar bernama Yayu. Perempuan yang sejak 2007 berjualan di samping Halte Transjakarta Kampung Melayu ini awalnya tidak tahu suara ledakan itu merupakan suara ledakan bom.
"Walah, saya malah lari mendekat. Suara apa sih? Pas saya balik lagi ke dagangan saya, bom kedua meledak. Yang jari tangan masih bergerak padahal enggak ada tubuhnya itu benar, dilihat sama sopir-sopir," ujar Yayu.