Liputan6.com, Garut - Ahmad Sukri, salah satu diduga pelaku bom Kampung Melayu, Jakarta Timur ternyata pernah tinggal di Garut, Jawa Barat. Ahmad juga merupakan satu dari lima korban tewas akibat ledakan bom pada Rabu, 24 Mei 2017.
Lurah Lebak Jaya Wawan mengatakan, berdasarkan data identitas pribadi berupa KTP dan kartu keluarga, Ahmad pernah tinggal bersama anak dan istrinya beberapa bulan di Garut.
"Kalau tidak salah sekitar empat bulanan tinggal di sini (Kampung Cempaka), masih ada foto copy kartu keluarganya di saya," ujar Wawan, Sabtu (27/5/2017).
Advertisement
Menurut dia, informasi pertama mengenai data bomber Kampung Melayu itu diperoleh dari Ketua RT 01. Saat itu, Ketua RT 01 curiga dengan kehadiran Ahmad.
"Kalau tidak salah dari Pak RT sendiri yang ngasih ke saya," ujar Wawan.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh, Ahmad tinggal di Kampung Cempaka Kelurahan Lebak Jaya, Kecamatan Karangpawitan Garut, Jawa Barat selama beberapa bulan. Ia memiliki dua rumah yang ditempati anak dan istrinya.
Dalam salinan Kartu Keluarga yang Wawan terima, tercatat nama Ahmad Sukri memiliki istri bernama Hilda Herawati, serta dua orang anaknya yang berinisial MH dan AI.
Di Garut, Ahmad memiliki dua kontrakan dengan lokasi yang tidak begitu berjauhan.
"Memang betul ada dua, letaknya enggak jauh yang ditempati dua orang wanita," ujar Wawan.
Saat disambangi, kontrakan pertama berada di RT 01/RW 06 Kampung Cempaka dan diketahui ditempati Hilda bersama kedua anaknya.
Sementara, kontrakan kedua, yang berada di RT 03 RW 06, ditempati istri kedua dan ketiga Ahmad, yakni Neni Nuraini dan Enok Erniawati.
Namun, setelah bom Kampung Melayu Rabu, 24 Mei lalu, kedua kontrakan itu kini tak berpenghuni.
Asep (54) salah seorang warga Kampung Cempaka Garut menegaskan, dua wanita yang menghuni kedua kontrakan yang saling berdekatan itu adalah istri Ahmad Sukri. Namun, mereka kini raib entah ke mana.
"Kang Ahmad sendiri yang bilang keduanya (Neni dan Enok) istrinya," kata Asep.
Ahmad Sukri tewas di tempat saat meledakkan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu, 24 Mei 2017, malam.