Liputan6.com, Jakarta - Pada 1 Juni 2017 seluruh rakyat Indonesia akan memperingati hari lahirnya Pancasila untuk pertama kalinya. Sebab, pada 1 Juni 2016 lalu, Presiden Jokowi baru menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari lahir Pancasila. Di hari itu pula, Jokowi menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional.
Acara bertajuk Pekan Pancasila ini akan mengusung slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila".
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, upacara peringatan Hari Lahir Pancasila akan dilakukan di seluruh Tanah Air. Para inspektur upacara di seluruh negeri pun wajib membacakan surat sambutan Presiden Jokowi.
Advertisement
"Itu adalah menyelenggarakan upacara secara nasional dan seluruh inspektur upacara akan membacakan sambutan dari Presiden," ujar Pratikno di Istana Kepresidenan, Selasa 30 Mei 2017.
Dengan digelarnya upacara pengibaran bendera di penjuru Tanah Air, Pratikno berharap, komitmen seluruh rakyat Indonesia terhadap empat pilar negara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, semakin teguh.
Di sisi lain, Jokowi akan menjadi inspektur upacara di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri yang akan dihadiri 300 peserta.
"Jadi tanggal 1 Juni ini di tengah dalam rangkaian puncak acara yang kita sebut sebagai Pekan Pancasila selama seminggu ini," kata Pratikno.
Setiap kementerian juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan bertema pekan Pancasila. Mulai dari Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ristek dan Dikti, juga yang lain, Kominfo, Kementerian Desa, serta Kementerian Dalam Negeri.
"Jadi ini juga momentum bagi kita semuanya di bulan Ramadan, suasananya, suasana peringatan kita lebih banyak suasana Ramadan yang diisi dengan semangat untuk Pancasila, UUD dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Upacaranya tanggal 1 Juni," jelas dia.
Pancasila, kata Pratikno, merupakan kesatuan proses, mulai 1 Juni tahun 1945, 22 Juni 1945, 18 Agustus 1945. Pratikno menjelaskan, sudah saatnya Pancasila kembali diteguhkan di setiap sendi kebangsaan. Indonesia dan dunia tengah menghadapi ujian mengenai keberagaman dan persatuan.
"Ini momentum yang pas sekali. Ini bukan sekadar upacara, namun meneguhkan komitmen kita terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," Pratikno memungkasi.