Liputan6.com, Tokyo - Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, pada Minggu pukul 08.50 waktu setempat. Pria yang akrab disapa JK itu menghadiri Konferensi Internasional Masa Depan Asia yang diselenggarakan Nikkei.
JK yang didampingi sang istri, Mufidah Jusuf Kalla, disambut Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Atase Pertahanan RI di Tokyo Kolonel Penerbang Ian Fuady, dan Asisten Khusus Menteri Luar Negeri Jepang Duta Besar Kojiro Shiojiri yang juga mantan Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
Baca Juga
5 Pernyataan Erick Thohir, Minta Maaf Timnas Indonesia Kalah dari Jepang dan Harap Menang Lawan Arab Saudi
Jepang Berencana Pakai Trem Otonom Buatan China untuk Angkut Wisatawan ke Kaki Gunung Fuji
Turis Amerika Iseng Garuk Nama di Gerbang Kuil Jepang, Berujung Ditangkap Polisi dan Repotkan Kedutaan Besar
JK juga didampingi mantan Duta Besar RI untuk Jepang Muhammad Lutfi, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto, dan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi.
Advertisement
Dari bandara, JK bersama rombongan langsung menuju Hotel Imperial Tokyo.
Sofjan mengatakan, sebelum konferensi, JK akan mengadakan pertemuan internal dengan mantan Menteri Perdagangan Kabinet Kerja dan Pemimpin Gobel Panasonic Group Rachmat Gobel. Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) Rahmat Gobel telah berada di Jepang untuk menghadiri Konferensi Internasional Masa Depan Asia.
"Ya, kan buka bersama, Pak Gobel juga Ketua Persahabatan Indonesia - Jepang, jadi ini diskusi sebelum konferensi besok," kata dia seperti dilansir Antara, Minggu (4/6/2017).
JK akan menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Internasional Masa Depan Asia yang diselenggarakan grup media Jepang Nikkei di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, 5-6 Juni.
Dia juga akan melakukan audiensi dengan jajaran pimpinan Sumitomo-Mitsui Banking Corporation di sela konferensi pada Senin 5 Juni.
Menurut Sofjan, audiensi tersebut berkaitan dengan komitmen investasi korporasi perbankan Jepang tersebut di Indonesia.
"Sifatnya audiensi, jadi hearing session saja, kami menyampaikan kepentingan dan harapan terkait investasi Jepang dan mereka juga sebaliknya," tutur Sofjan.
Â