Sukses

Istri Gus Dur: Jadikan Puasa untuk Memperkuat Kebinekaan

Menurut Sinta Nuriyah, puasa mengajarkan moral dan budi pekerti yang luhur sekaligus mengajarkan kesabaran, kejujuran, saling menghargai.

Liputan6.com, Purbalingga - Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah mengikuti sahur bersama di Pendopo Dipokusumo, Purbalingga, Minggu malam. Dalam pesannya saat acara tersebut, Sinta mengatakan dalam kehidupan bernegara harus selalu didasari dengan kebinekaan.

Menurut dia, ibadah puasa juga bisa dijadikan sarana untuk semakin menggenggam erat nilai demokrasi dan kebinekaan.

"Puasa jangan cuma dijadikan ibadah tahunan, jangan cuma untuk menggugurkan kewajiban tanpa memahami makna puasa yang sesungguhnya," ujar Sinta di Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2017).

Menurut Sinta Nuriyah, puasa mengajarkan moral dan budi pekerti yang luhur sekaligus mengajarkan kesabaran, kejujuran, saling menghargai, menghormati, tolong-menolong, dan saling merasakan penderitaan orang lain untuk berbagi rezeki kemudian bermuara pada terjalinnya persaudaraan.

"Jika kita mengamalkan arti puasa yang sebenarnya bukan cuma kita mendapatkan pahala yang berlipat, namun sekaligus berperan dalam merawat NKRI," ujar dia.

Sementara itu, ratusan warga Purbalingga dari lintas agama maupun lintas sosial terlihat mengikuti acara sahur bersama tersebut. Termasuk Bupati Purbalingga Tasdi.

"Tidak hanya Forkompimda dan pejabat, tapi forum kerukunan umat beragama, tokoh lintas agama dan lintas sosial, petani, pelaku UMKM, pedagang, sopir angkot pun hadir," ujar Tasdi dalam sambutannya.

Tasdi mengatakan, diadakannya acara sahur bersama Sinta Nuriyah ini tak lain guna membangun kerukunan, membangun toleransi dan meningkatkan kebinekaan yang ada di Kabupaten Purbalingga.

"Terima kasih atas kondusivitas antarumat di Purbalingga, semoga dengan kedatangan ibu Sinta memberikan pencerahan dan semakin mantapkan kita untuk hidup ber-Bineka Tunggal Ika," pungkas dia.