Liputan6.com, Jakarta - Spanduk bertuliskan "Layanan Kas Keliling Bank Indonesia menyediakan uang pecahan kecil" terlihat di salah satu pagar di pintu masuk lapangan IRTI Monumen Pancasila (Monas), Gambir, Jakarta Pusat. Tertulis, penukaran uang pecahan dimulai dari 22 Mei hingga 16 Juni 2017.
Saat memasuki kawasan lapangan IRTI Monas, akan tampak jajaran mobil keliling bank nasional yang terparkir untuk melayani masyarakat yang ingin menukarkan uang pecahan kecil.
Baca Juga
Pantauan Liputan6.com, terdapat satu tenda berwarna biru yang disediakan untuk menampung masyarakat yang berdatangan. Namun kenyataannya, saking banyaknya warga yang mengantre, banyak pula yang duduk-duduk lesehan tersebar di sekitar tenda.
Advertisement
Antrean panjang masyarakat juga sudah terlihat dari pagi hari hingga siang. Mereka hanya dibatasi menggunakan garis polisi saja, sehingga antrean terlihat semrawut.
Panasnya matahari siang ini mengakibatkan sebagian dari mereka mulai berteduh sekaligus menunggu nomor antrean dipanggil petugas. Bahkan dari mereka sudah menyiapkan payung untuk melindungi dari terik matahari.
Penumpukan masyarakat juga terlihat di depan petugas pemanggil nomor antrean. Sambil menunjukkan kupon antrean, mereka diperbolehkan untuk mendatangi mobil bank yang disediakan.
"Besok akan ada perbaikan lebih baik lagi untuk antrean ini. Nomor urut akan dibagikan mulai jam 08.00 WIB sampai 09.00 WIB. Kalau sudah datang Subuh juga tetap pembagian nomor jam segitu," ucap salah seorang petugas di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Setelah nomor antrean disebutkan, masyarakat masih tetap antre untuk menukarkan uang di setiap mobil yang telah disediakan. Polisi juga berjaga di setiap mobil bank yang ada.
Seorang warga yang mengantre, Flora asal Tanjung Barat, Jakarta Selatan, mengatakan penukaran uang pecahan wajib menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli. Bukan fotokopi ataupun tanda pengenal lainnya.
"Ini harus pakai KTP asli enggak boleh yang lain, jadi sehari cuma sekali penukaran. Kalau mau besok dateng lagi," kata dia.Â
Flora menjelaskan, dalam sekali penukaran uang hanya dimaksimalkan pada nominal Rp 3,7 juta. Itu pun akan ditukarkan dalam bentuk pecahan yang bervariasi mulai dari Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu.
"Lumayan buat dibagi-bagikan saat Lebaran nanti, apalagi kalau anak-anak kecil itu suka sama uang yang baru," ujar Flora.
Sedangkan Fajar Prasetyo asal Pondok Kelapa, Jakarta Timur, mengaku tidak mendapatkan nomor antrean.
"Petugasnya bilang nanti akan ada pembagian nomor antrean lagi, tapi belum jelas jam berapa. Apalagi pelayanan cuma sampai jam 14.00 WIB," tutur dia.
Melihat antrean yang masih panjang, Fajar mengatakan akan memilih hari esok untuk menukarkan uang pecahan.
"Kalau begini, paling besok lagi aja. Penting bisa nukerin buat Lebaran di kampung. Soalnya kalau langsung kita enggak kena potongan, beda kalau nukernya sama calo," ujar Fajar.
Jasa Penukar Uang Pecahan
Tak jauh dari antrean masyarakat, banyak wanita yang mondar-mandir menawarkan uang pecahan.Â
Sambil mengenakan tas selempang, mereka langsung mendekati warga yang berdatangan di kawasan Monumen Pancasila (Monas). Uang pecahan baru yang masih diikat rapi langsung diperlihatkan kepada para calon penukar.
"Mau tukar berapa, Mbak? Mau tukar Rp 2 ribuan atau Rp 5 ribuan. Mau berapa bilang saja," ucap seorang dari mereka.
Tak hanya itu, ada pula yang menawarkan uang pecahan dengan membuka bagasi mobil. Panas terik matahari dan antrean panjang untuk Layanan Kas Keliling Bank Indonesia membuat beberapa masyarakat tertarik untuk menukarkan pada mereka.
"Mau gimana lagi, tadi datang udah enggak dapat antrean malah udah nomor seribuan. Besok juga kerja dan enggak sempat mau nuker, jadi daripada pulang enggak bawa hasil," kata Hendri.
Hendri mengatakan, untuk penukaran uang ke mereka, dia dikenai biaya 10 persen. Dia pun percaya saja dengan mereka.
Â