Liputan6.com, Jakarta - Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) mendapat tugas dari Presiden Jokowi agar menjadikan Pancasila tidak mengawang dan kaku. Apalagi, saat ini pemerintah terus berupaya membangkitkan lagi pemahaman akan Pancasila.
Kepala UKP-PIP Yudi Latif mengatakan, dalam pengarahan pertama, Presiden dan Wakil Presiden ingin unit ini menjalankan sosialisasi dengan pengukuran khusus. Bukan sebatas kognitif dan pembekalan.
Pancasila tidak hanya berhenti pada level teoritis, sehingga bisa diterapkan di berbagai level pembangunan. Karena itu, peran komunitas akan diperluas.
Advertisement
"Jadi meskipun ini institusi negara, tapi dalam implementasinya akan lebih mengundang, meminta bantuan berbagai komunitas untuk terlibat. Makanya kan dewan pengarahnya melibatkan tokoh-tokoh komunitas," kata Yudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Selain itu, Jokowi ingin Pancasila tidak mengawang dan terkesan terlalu kaku. Tugas UKP-PIP lah yang membuat indikator-indikator sehingga lebih bersifat terapan.
Yudi juga tidak khawatir Pancasila akan kembali menjadi momok saat kursi Dewan Pengarah justru diisi tokoh-tokoh senior. Mereka nantinya hanya akan memberikan pengarahan, sedangkan eksekusi tetap pada tingkatan ekskutif di bawah kendali dirinya.
"Nanti yang lebih mengimplementasikannya di bawah eksekutif, di bawah kepala. Nah kepala ini nanti tentu akan diisi oleh tenaga-tenaga profesional yang bisa menurunkan itu ke level program-program yang sesuai zaman kini lah," Yudi menandaskan.
Â
Â