Sukses

Jokowi: Keberagaman Itu Hukum Allah untuk Indonesia

Jokowi mengatakan keberagaman harus dirawat dengan baik. Caranya dengan tidak saling menjelekkan, menyalahkan, dan saling memfitnah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan khotbah singkat saat menunaikan salat tarawih berjamaah bersama ribuan santri di Pondok Pesatren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat, 9 Mei 2017 malam.

Jokowi terlihat mengenakan baju koko putih dengan sarung cokelat. Jas dan kopiah hitam juga melengkapi penampilan Jokowi pada malam ke-15 Ramadan itu.

Dalam ceramahnya, Jokowi menyampaikan Indonesia diberikan begitu banyak anugerah dari Yang Kuasa. Mulai 17 ribu pulau, 516 kota/kabupaten, 714 suku, dan 1100 lebih bahasa lokal. Keragaman ini merupakan pemberian Allah yang sangat besar untuk Indonesia.

"Inilah hukum Allah yang diberikan kepada kita yang sangat beragam, berbeda suku, agama dan ras, dan tersebar di 17 ribu pulau," kata Jokowi.

Oleh karena itu, keberagaman ini harus dirawat dengan baik. Caranya tentu dengan tidak saling menjelekkan, mencemooh, menyalahkan, dan saling memfitnah.

"Oleh sebab itu, ukhuwah wathoniyah (ikatan kebangsaan) kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air harus kita jaga. Dan saya sangat mengapresiasi sekali apa yang telah dilakukan oleh para ulama sepuh, para ulama dari Pondok Pesantren Cipasung untuk mempererat saudara kita dalam bingkai  NKRI," ucap dia.

Jokowi mengajak seluruh santri dan warga Indonesia untuk menjaga persatuan. Dengan begitu, Indonesia siap berkompetisi dengan negara lainnya.

"Menjaga persaudaraan dan persatuan kita sehingga betul-betul kita menjadi negara yang besar, siap berkompetisi dengan negara lain," pungkas dia.

Saat tiba di pondok pesantren, Presiden disambut Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung KH Abun Bunyamin Ruhiat. Turut hadir mendampingi Presiden di antaranya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Â