Liputan6.com, Jakarta - Bahaya kerap mengintai nasabah bank yang mengambil uang tunai dalam jumlah besar. Para bandit jalanan akan beraksi begitu mengetahui sistem keamanan nasabah tersebut lemah, seperti perampokan di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, pada Jumat 9 Juni lalu.
Berkaca dari kasus tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengimbau agar masyarakat tidak bertransaksi secara tunai dalam jumlah besar, meski polisi tak bisa melarangnya.
Baca Juga
‎"Polisi kan tak bisa melarang masyarakat mengambil uang, baik itu besar atau kecil. Tapi yang terpenting bahwa transaksi keuangan dalam jumlah besar, lebih baik melalui perbankan," ujar dia di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/6/2017).
Advertisement
Jika terpaksa mengambil uang tunai dalam jumlah besar, Argo mengimbau, agar masyarakat meminta bantuan pengamanan personel kepolisian. Polisi akan memberikan pelayanan secara cuma-cuma alias gratis.
"Kan di bank ada polisi yang jaga, bisa menghubungi, nanti polisi itu akan mengontak Polsek atau Polres, nanti bisa dibantu dan tak dipungut biaya untuk pengambilan uang," ujar dia.
Argo berharap, masyarakat peduli terhadap keamanan diri masing-masing. Apalagi, saat membawa barang berharga yang dapat memicu tindak kejahatan.
"Jangan karena sekali dua kali merasa aman, kemudian mengabaikan keamanan. Jangan karena 'wah aman-aman saja kok'. Nanti kalau pas apesnya, jangan mengabaikan keamanan," Argo menandaskan.
Seorang petinggi koperasi bernama Davidson Tantono (30) tewas, ditembak komplotan perampok usai mengambil uang sekitar Rp 350 juta dari bank. Perampokan terjadi persis di SPBU 34-11712, Jalan Daan Mogot, KM 12, Cengkareng, Jakarta Barat.
Sebelum perampokan, Davidson yang mengendarai mobil seorang diri, diduga telah dibuntuti pelaku sejak berada di bank kawasan Green Garden, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Begundal jalanan itu pun beraksi saat korban lengah, lantaran tengah menambal ban mobilnya.
Â