Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menanggapi soal aksi unjuk rasa dan mogok kerja yang dilakukan sekitar 300 karyawan Transjakarta Senin 12 Juni 2017.
Ia menilai permasalahan tersebut tidak hanya terkait kompensasi tetapi juga soal pengelolaan sumber daya manusianya.
"Pelik ya masalahnya, karena kalau saya lihat penanganan khususnya untuk para karyawan bukan hanya segi kompensasinya, tapi dari segi bagaimana mengelola manusianya," ujar Sandiaga di Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.
Advertisement
Ia mengatakan, tidak hanya karyawan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tetapi seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan pemerintah maupun swasta tidak hanya ingin kepastian penghasilan tapi juga lahan kerja mereka.
"Karena statusnya kontrak ingin kepastian. Ini yang harus kita jembatani secara komprehensif," ujar dia lagi.
Sandiaga pun menyayangkan aksi mogok kerja yang dilakukan ratusan karyawan Transjakarta tersebut. Sebab, aksi tersebut sangat merugikan masyarakat Jakarta.
"Saya imbau sabar dulu jangan mogok karena kalau mogok kasihan warga masyarakat yang sekarang lagi getol-getolnya berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum," imbuh Sandiaga.
Namun di sisi lain, ia pun percaya pada pemerintahan provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang saat ini di bawah kepemimpinan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bisa menangani masalah mogoknya karyawan Transjakarta.
"Pasti ada jalan keluarnya. Saya percaya Pak Djarot dan tim sudah sangat capable menangani ini. Mudah-mudahan nanti ketika kami masuk Oktober ada penyelesaian menyeluruh dan kita cari solusinya. Saya ngerti masalah mereka," ungkap dia.
Sandiaga juga menilai aksi unjuk rasa tersebut bukan solusi terbaik yang dilakukan melainkan sebaiknya ada dialog yang kontinyu di antara pihak terkait.
"Selalu saya bilang dialog, harus kontinyu. Harus reguler kalau dibiarkan seperti bisul pecah dulu gitu akan mengakibatkan efek sangat negatif. Harus ada on going dialogue," jelas dia.
"Nanti Oktober ada pembahasan UMP terutama sektoral. Makanya dari sekarang pembicaraannya dibuka, dengan karyawan Transjakarta juga. Saya seandainya dibutuhkan bisa menjembatani Pak Djarot dengan karyawan walaupun nggak spesifik untuk transportasi," pungkas Sandiaga.