Sukses

KPK Masih Tunggu Hasil Investigasi Kasus Penyerangan Novel

Hingga kini kepolisian belum juga menemukan pelaku maupun otak di balik teror terhadap Novel Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta - Dua bulan sudah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diserang dengan menggunakan air keras oleh dua orang tak dikenal usai salat Subuh.

Namun, hingga kini kepolisian belum juga menemukan pelaku maupun otak di balik teror terhadap Kasatgas perkara e-KTP tersebut.

"Untuk penanganan perkara masih kami koordinasikan lagi dengan kepolisian, karena sampai saat ini memang kami masih menunggu perkembangan investigasi kepolisian," ujar juru bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan Persada, Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Menurut Febri, pihaknya masih terus mempercayakan kepada polisi untuk mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan. KPK juga mengaku siap jika pihak kepolisian membutuhkan informasi tambahan dari pihak lembaga antirasuah.

"Kalau memang ada metode-metode atau penguatan lain yang bisa digunakan, tentu nanti bisa kami bicarakan bersama. Apa yang bisa dilakukan untuk bisa mengungkap kasus penyerangan ini," ujar Febri.

Febri meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengungkap kasus Novel demi kelangsungan pemberantasan tindak pidana korupsi. Sebab, hal tersebut bukan untuk kepentingan lembaganya saja, melainkan masyarakat.

"Kita paham, publik pasti akan menunggu apa yang dihasilkan dari tim investigasi. Jadi KPK dan Polri punya kepentingan di sini yang sangat besar untuk memastikan investigasi berhasil dan pelaku ditemukan," kata dia.

Sementara, untuk kesehatan Novel Baswedan, kata Febri, kondisi mata kanan Kasatgas perkara e-KTP itu mulai membaik. Namun untuk kondisi mata kiri agak sulit disembuhkan karena progres pertumbuhan jaringan cukup lama.

"Jadi kita berharap nanti akan ada tindakan yang lebih baik ke depan dari aspek perawatan kesehatan ini," ia menambahkan.

Namun dokter menyampaikan belum bisa diketahui estimasi atau perkiraan waktu kapan Novel kembali ke Indonesia untuk dilakukan rawat jalan ataupun perawatan di luar perawatan intensif yang terjadi sekarang," kata dia.

Sementara soal pencangkokan mata, Febri belum mendapat kabar dari pihak kedokteran Singapura.