Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto dan Komisi V DPR meninjau pembangunan ruas tol baru di Jawa Timur hingga Jawa Tengah yang nanti dimanfaatkan sebagai jalur mudik, Kamis (15/6/2017). Tim Komisi V dipimpin oleh Fary Djemy Francis,hadir juga Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII, Ketut Dharmawahana.
Tinjauan jalur lebaran ini dimulai dari kota Surabaya hingga kota Solo melewati 4 ruas tol, yaitu Surabaya-Mojokerto (36,27km), Kertosono-Mojokerto (41,2 km), Ngawi-Kertosono (67,02km), dan Mantingan-Ngawi (34,2 km). Selain itu ada tiga ruas di Jatim yang tidak ditinjau namun termasuk dalam jalur mudik, yaitu Surabaya-Gempol (operasional 49km), Gempol-Pandaan (operasional 12,5 km), dan Gempol-Pasuruan (fungsional Gempol-Bangli 6,8km dan Bangli-Rembang operasional 7,1km).
Jika dibandingkan tahun lalu, arus mudik tahun ini akan lebih baik, khususnya di rute yang dilewati tol fungsional tadi. Pasalnya, pada tahun 2016, tercatat hanya 2 ruas dan 4 segmen tol sepanjang 100,82 km yang bisa dilalui. Segmen tol tersebut adalah, Bandar-Jombang, Mojokerto Barat-Mojokerto Utara, Waru, Krian-Mojokerto, serta ruas Surabaya-Gempol dan Gempol-Pandaan.
Advertisement
Adapun ruas dan segmen tol yang baru dibuka pada arus mudik tahun 2017 adalah, ruas Mantingan-Ngawi; ruas Ngawi-Kertosono,yang terdiri dari segmen Ngawi-Madiun, Madiun-Caruban, Caruban-Nganjuk, Saradan-Kertosono; ruas Kertosono-Mojokerto, terdiri dari segmen tol Jombang-Mojokerto Barat, Bandar-Batas Barat; ruas Surabaya-Mojokerto, terdiri dri segmen tol Sepanjang-WRR, WRR-Driyorejo, Driyorejo-Krian; Ruas Gempol-Pasuruan, terdiri dari segmen Gempol-Bangil dan Bangil Rembang.
Jadi jika ditotal, jalan tol pendukung arus mudik lebaran 2017 dari Surabaya ke Solo dan sebaliknya mencapai 107,92 km yang operasional dan 89,34 Km.
Menurut Fary, dalam kegiatan bertajuk Kunjungan Spesifik Kesiapan Infrastruktur dan Jalur Lebaran Provinsi Jawa Timur,pihaknya telah mendapatkan informasi dari lapangan bahwasanya ketersediaan jalan tol yg akan difungsikan bisa mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di jalan non tol saat arus mudik.
Meski sudah bisa dilewati pemudik, kondisi jalan tol yg dilewati belum sepenuhnya rampung. Namun pemudik tidak akan menemui kondisi jalan tanah karena hampir semua tol yang dilewati sudah berupa perkerasan lean concrete atau lantai kerja. Maka dari itu Komisi V DPR menghimbau agar pihak operator dan mitra terkait bisa menyediakan fasilitas pendukung jalan.
"Kita himbau mengenai rambu & informasi pada pengendara ibuat agar masyarakat tahu kalau tol ini masih fungsional, sehingga safety terjamin. Rest area dan pengisian bahan bakar disediakan," kata Fary.
"Yang paling penting dipastikan adalah skenario (solusi kemacetan)jika terjadi kemacetan di titik masuk/keluar tol. Sampai kalau terjadi kejadian seperti tahun lalu (brexit)," ujar Fary.
Â
Â
(*)