Liputan6.com, Jakarta - Nama Lily Martiani Maddari tiba-tiba saja mencuat setelah dia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah operasi tangkap tangan di rumah pribadinya, Jalan Sidomulyo, Kota Bengkulu, Selasa pagi. Namanya menjadi perbincangan tak lain karena Lily adalah istri Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti.
Di tingkat nasional mungkin nama Lily tak begitu dikenal. Namun di Bengkulu, sosok dia sudah tak asing. Rekam jejaknya dengan mudah ditelusuri karena dia merupakan sosok yang populer, bahkan jauh sebelum menjadi istri orang nomor satu di Bumi Raflesia.
Baca Juga
Sebelum memasuki dunia politik, Lily sudah lebih dulu dikenal sebagai pengusaha muda dan kontraktor yang sukses. Dia menggeluti dunia usaha sejak umur 21 tahun, menggantikan ayahnya yang meninggal dunia.
Advertisement
Bukan sekadar pengusaha biasa, wanita yang dikenal ramah dan murah senyum ini kemudian diberi kepercayaan sebagai Dewan Pembina Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Provinsi Bengkulu.
Tak puas hanya menggeluti bisnis, Lily kemudian merambah dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar. Dia kemudian menjadi tokoh yang disegani dan berpengaruh di Partai Golkar Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Tak heran kalau kemudian dia berhasil menjadi anggota DPRD Sumsel periode 2009-2014 dari Dapil VII yang meliputi Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.
Penangkapan Lily oleh KPK pada Selasa pagi bukanlah kali pertama dirinya berurusan dengan hukum. Pada 2016, Lily sempat diperiksa Kejaksaan Tinggi Sumsel atas dugaan penyelewengan anggaran dana hibah APBD Sumsel tahun 2013 senilai Rp 2,1 triliun. Lily diperiksa bersama 62 mantan anggota DPRD Sumsel periode 2009-2014.
Sebelum menikah dengan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Lily pernah menikah dengan Saifudin Aswari Rifai yang pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Lahat. (dari berbagai sumber)
Â