Liputan6.com, Yogyakarta - Kulonprogo menjadi pintu masuk arus mudik ke Daerah Istimewa Yogyakarta dari sisi barat. Namun, hingga H-2 ini, peningkatan kendaraan dari daerah ini ke baru mencapai 40 persen.
Kasatlantas Polres Kulonprogo, AKP Maryanto, mengatakan arus lalu lintas di wilayah ini ramai cenderung padat. Namun, arus lalu lintas ini masih bisa ditoleransi.
Dia memprediksi arus mudik di Kulonprogo mencapai puncak pada H-1 Lebaran atau Sabtu 24 Juni 2017.
"Wilayah kami kurang lebih 40 persen kenaikan kendaraan yang masuk belum puncaknya saya kira. Masih terhambat di perjalanan dari Jakarta masuk ke Kulonprogo. Justru nanti malam ya H-1 ya," ujar Maryanto usai patroli di Temon, Jumat (23/6/2017).
Dia mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Hanya ada rekayasa lalu lintas pada satu titik. Rekayasa lalu lintas ini diterapkan di sisi timur Kulonprogo yaitu di Pos PAM Seng, Sentolo.
"Masyarakat yang dari Jogja bisa putar arah ke Seng Sentolo maka harus putar arah ke simpang empat Ngeluh. Akses memadai dan tidak ada yang melintas palang pintu," kata Maryanto.
Jika ada kepadatan lalu lintas, lanjut dia, ada tiga jalur alternatif sudah tersedia bagi pemudik. Tiga jalur ini meliputi jalur alternatif selatan, tengah, dan utara.
Jalur alternatif di selatan yakni dari perbatasan Purworejo masuk Kulonprogo melalui Jalan Daendels menuju ke arah Srandakan, Bantul. Jalur alternatif tengah yakni dari jalan nasional simpang tiga Toyan di Triharjo Wates lurus ke timur sampai Brosot dan Srandakan Bantul. Sedangkan jalur alternatif utara yakni dari Simpang Tiga Ngeplang (Sentolo) ke arah Nanggulan dan Borobudur (Magelang).
"Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) akan digunakan untuk pengalihan lalu lintas kalau ada kepadatan di Purworejo. Koordinasi kami lakukan dengan Polres Purworejo serta melalui pos terpadu di perbatasan DIY-Jawa tengah," tutur Maryanto.
Kasatlantas Polres Kulonprogo, AKP Maryanto, mengatakan arus lalu lintas di wilayah ini ramai cenderung padat. Namun, arus lalu lintas ini masih bisa ditoleransi.
Dia memprediksi arus mudik di Kulonprogo mencapai puncak pada H-1 Lebaran atau Sabtu 24 Juni 2017.
"Wilayah kami kurang lebih 40 persen kenaikan kendaraan yang masuk belum puncaknya saya kira. Masih terhambat di perjalanan dari Jakarta masuk ke Kulonprogo. Justru nanti malam ya H-1 ya," ujar Maryanto usai patroli di Temon, Jumat (23/6/2017).
Dia mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Hanya ada rekayasa lalu lintas pada satu titik. Rekayasa lalu lintas ini diterapkan di sisi timur Kulonprogo yaitu di Pos PAM Seng, Sentolo.
"Masyarakat yang dari Jogja bisa putar arah ke Seng Sentolo maka harus putar arah ke simpang empat Ngeluh. Akses memadai dan tidak ada yang melintas palang pintu," kata Maryanto.
Jika ada kepadatan lalu lintas, lanjut dia, ada tiga jalur alternatif sudah tersedia bagi pemudik. Tiga jalur ini meliputi jalur alternatif selatan, tengah, dan utara.
Jalur alternatif di selatan yakni dari perbatasan Purworejo masuk Kulonprogo melalui Jalan Daendels menuju ke arah Srandakan, Bantul. Jalur alternatif tengah yakni dari jalan nasional simpang tiga Toyan di Triharjo Wates lurus ke timur sampai Brosot dan Srandakan Bantul. Sedangkan jalur alternatif utara yakni dari Simpang Tiga Ngeplang (Sentolo) ke arah Nanggulan dan Borobudur (Magelang).
"Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) akan digunakan untuk pengalihan lalu lintas kalau ada kepadatan di Purworejo. Koordinasi kami lakukan dengan Polres Purworejo serta melalui pos terpadu di perbatasan DIY-Jawa tengah," tutur Maryanto.
Â
Â
Saksikan juga video di bawah ini:
Â