Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Arie Sujito Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk mengurangi dan meredakan ketengangan di Indonesia, pasca Pilkada DKI 2017.
"Saya kira pertemuan itu (Jokowi dengan GNPF MUI) untuk mengurangi ketegangan pasca-Pilkada DKI. Mungkin dengan adanya pertemuan ini dapat mengurangi itu agar tidak mencuat ketengangan," ujar Arie saat dihubungi liputan6.com di Jakarta, Senin (26/6/2017).
Selain itu, Arie juga memandang pertemuan antara Jokowi dan GNPF MUI merupakan suatu komunikasi politik agar terciptanya Indonesia damai dan sejahtera.
Advertisement
"Poin dari pertemuan ini adalah adanya komunikasi politik antara Jokowi dengan komponen masyarakat. Saya kira ini positif, karena memang perlu adanya komunikasi politik," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menerima pengurus Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) di Istana Kepresidenan di hari pertama Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Minggu, kemarin.
Dalam pertemuan itu, pihak GNPF-MUI mengaku ke depannya akan ada pertemuan lanjutan di tingkat tataran menteri. Juru Bicara GNPF MUI Kapitra Ampera mengatakan, dalam pertemuan itu Jokowi juga mempersilakan pihak GNPF-MUI menyampaikan gagasan dan diskusi tentang kepentingan umat.
"Presiden dengan GNPF MUI menyampaikan tidak menutup kemungkinan kita diskusi hal-hal berkaitan dengan umat, mencari alternatif terhadap program-program presiden. Itu bagus presiden membuka diri," ujar Kapitra saat dihubungi Liputan6.com, Senin (26/6/2017).
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan dalam pembicaraan bersama Jokowi, tim GNPF MUI ingin mendapatkan akses komunikasi ke presiden. Mereka menyatakan dukungan atas kebijakan pemerintah, pembangunan bangsa ini dan mengapresiasi apa yang dilakukan Presiden dan pemerintah.
"Ya Pak Presiden Jokowi tadi menyampaikan, ya masalah komunikasi ya mari kita buka komunikasi, gitu saja," kata Pratikno.