Sukses


Halal Bihalal dan Silaturahmi Menjadi Kekuatan Pemersatu Bangsa

"Mudik atau pulang kampung ada hikmah yang sangat dalam di situ yakni silaturahmi," ujar Hidayat Nur Wahid

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid sangat concern dan selalu memperhatikan setiap peristiwa serta tradisi pra, saat dan pasca Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri di Indonesia setiap tahun. Salah satu yang utama adalah tradisi mudik dan halal bihalal.

Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil DKI Jakarta II ini mengaku sangat bersyukur untuk tahun ini, tidak lagi mendengar kabar berita yang menyeramkan terkait tradisi mudik lebaran.

“Alhamdulillah, tradisi mudik tahun ini kita tidak lagi mendengar hal-hal yang menyeramkan seperti tahun lalu peristiwa macet yang demikian sangat parah yang sampai menimbulkan korban jiwa yang dikenal dengan tragedi Brexit. Mudah-mudahan hal baik ini terus dijaga dan ditingkatkan lagi hingga menjadi nol bencana,” katanya, di sela-sela menerima kunjungan masyarakat dalam rangkaian acara open house Hari Raya Iedul Fitri 1438 H, hari ke-3 Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan keluarga, di rumah dinas Kemang Selatan Raya, Jakarta, Selasa (27/6/2017).

Dalam kesempatan itu, Hidayat juga menyorot soal tradisi pulang kampung atau mudik serta halal bihalal dan hikmah dibalik tradisi tersebut. Mudik atau pulang kampung ada hikmah yang sangat dalam di situ yakni silaturahmi.

Kekuatan silaturahmi, menurut Hidayat, sangatlah besar dan berdampak positif yang sangat luas. Dengan semangat silaturahmi tersebut, kebersamaan dan persatuan serta kegembiraan bersama diharap tidak hanya saat bulan Ramadhan dan hari raya Iedul Fitri saja, namun semangat tersebut bisa teraktualisasi pada kehidupan sebelas bulan setelahnya.

“Silaturahmi bisa menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Segala permasalahan bangsa terutama terkait dengan perbedaan antar rakyat yang berdampak pada keutuhan NKRI bisa dicarikan solusinya dengan bersilaturahmi. Contoh yang paling hangat adalah pertemuan silaturahmi antara para Pimpinan GNPF-MUI dengan Presiden RI Joko Widodo. Pertemuan itu bisa sebagai sinyal bersama untuk kembali sepakat mengokohkan kita sebagai umat dan sesama bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Namun, lanjutnya, bangsa ini harus menjaga dan waspada jangan sampai pertemuan tersebut menjadi ajang politisasi sempit, digoreng-goreng oleh pihak-pihak tertentu hingga menjadi fitnah baru yang akan semakin memecah belah sesama umat dan elemen bangsa.

“Pada akhirmya saya harapkan pertemuan tersebut ke depan akan menghasilkan satu solusi yang konkrit terkait masalah SARA pasca Pilkada, kasus Habib Rizieq, dan soal kasus makar. Pertemuan tersebut sangat penting untuk dilanjutkan dalam skala yang lebih luas. Intinya, semangat silaturahmi dan halal bihalal adalah semangat yang sangat baik untk menegaskan kembali bahwa kita adalah sebagai satu bangsa dan negara serta satu komitmen untuk NKRI,” tandasnya.

 

 

(*)