Liputan6.com, Jakarta: Methyl hydroxybenzoate bukanlah bahan pengawet berbahaya. Juga bukan tergolong racun yang memang dilarang untuk dikonsumsi. Meski begitu, penggunaan methyl hydroxybenzoate harus sesuai takaran. Hal ini disampaikan ahli gizi Profesor Iwan Dharmansjah, Selasa (12/10), di Jakarta.
Menurut Iwan, methyl hydroxybenzoate lazim digunakan, termasuk untuk makanan. Zat itu baru berbahaya bila digunakan dalam takaran berlebih.
"Tidak merusak kesehatan. Memang kadarnya berapa? Ada ketentuannya. Itu tidak tergolong racun seperti formalin," ujar Iwan.
Iwan menambahkan, jika formalin jelas racun. Seperti halnya arsenik atau merkuri. Itu semua tak boleh digunakan untuk makanan. Sedangkan methyl hydroxybenzoate lazim digunakan untuk makanan. "Saya pikir ini perang dagang," kata Iwan.
Sebelumnya, Taiwan menarik produk Indomie karena diduga mengandung Methyl hydroxybenzoate. Sebaliknya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yakin mi instan Indomie produksi PT Indofood aman untuk dikonsumi baca:Â BPOM:Â Indomie Aman Dikonsumsi
Menurut Iwan, methyl hydroxybenzoate lazim digunakan, termasuk untuk makanan. Zat itu baru berbahaya bila digunakan dalam takaran berlebih.
"Tidak merusak kesehatan. Memang kadarnya berapa? Ada ketentuannya. Itu tidak tergolong racun seperti formalin," ujar Iwan.
Iwan menambahkan, jika formalin jelas racun. Seperti halnya arsenik atau merkuri. Itu semua tak boleh digunakan untuk makanan. Sedangkan methyl hydroxybenzoate lazim digunakan untuk makanan. "Saya pikir ini perang dagang," kata Iwan.
Sebelumnya, Taiwan menarik produk Indomie karena diduga mengandung Methyl hydroxybenzoate. Sebaliknya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yakin mi instan Indomie produksi PT Indofood aman untuk dikonsumi baca:Â BPOM:Â Indomie Aman Dikonsumsi