Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mitra pengemudi transportasi online GrabCar mengancam hengkang dari platform Grab. Mereka mengaku sistem yang tidak transparan dan penjatuhan sanksi sepihak, membuat nasib mereka sebagai pengemudi GrabCar jadi tak menentu.
"Saya terkena suspend secara mendadak, apa alasannya saya tidak tahu. Padahal saya narik terus," ungkap Hari, salah satu pengemudi GrabCar saat unjuk rasa di Kantor Grab Indonesia, Gedung Maspion Plaza, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2017).
"Kalau tidak transparan gini lebih baik saya cabut (hengkang) saja, tapi saldo saya kembalikan dulu," lanjut pria yang mengaku memiliki saldo Grab hingga Rp 7 juta ini.
Advertisement
Suara hati Hari ternyata juga diamini mitra GrabCar lainnya. Lewat orasi yang dilantangkan saat demo, mereka menyerukan untuk pindah platform sebagai jalan terbaik.
"Bagaimana kalau pindah platform saja Saudara-saudara? Karena Grab Indonesia tidak transparan," ujar orator di mobil komando.
Menanggapi ancaman tersebut, Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab Indonesia mengaku tidak mempermasalahkan. Dia mempersilakan jika para pengemudi itu akan memilih platform lain.
"Sejak mitra pengemudi bergabung bersama Grab kami tidak pernah memaksakan mereka untuk terus berusaha bersama kami. Jika ada peraturan serta kode etik Grab yang keberatan untuk dipatuhi, kami mempersilakan mereka memilih platform ride-hailing lainnya," tegas Ridzki.
Saat ini pihak mitra Grab dan manajemen Grab diketahui belum sepaham. Mediasi yang telah dijalankan tiga kali belum juga membuahkan hasil. Kedua pihak pun merencanakan mediasi selanjutnya yang akan dihelat pada 10 Juli 2017 di Kementerian Perhubungan.
Â
Â
Â
Â
Â
Saksikan video di bawah ini: