Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan pengamanan di masing-masing markas kepolisian. Hal ini menyusul sejumlah kasus penyerangan terhadap anggota kepolisian di markas kepolisian.
"Kami sudah menugaskan kepada seluruh anggota di jajaran untuk mengamankan Mako (Markas Komando) dan mengamankan diri masing-masing pada saat bertugas, di rumah maupun di perjalanan," kata Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/7/2017).
"Saya sudah instruksikan kepada seluruh kepala wilayah, Kasatker, memperkuat dan mengevaluasi sistem pengamanan markas masing-masing," sambung Tito.
Advertisement
Tito mengatakan, dengan adanya kejadian penyerangan polisi di kantor polisi, maka pengetatan dan pengamanan perlu dilakukan. Mantan Kapolda Metro Jaya itu pun akan membatasi sejumlah orang yang akan masuk ke kantor-kantor kepolisian.
"Sehingga orang yang masuk enggak sembarangan," ucap Tito.
Pada Minggu 25 Juni 2017, Markas Polda Sumatera Utara diserang oleh sejumlah orang yang diduga kelompok teror. Kejadian itu mengakibatkan salah satu penjaga pos, Aiptu Martua Sigalinging, meninggal. Pelaku menyerang Aiptu Martua dengan senjata tajam jenis pisau.
Tak hanya di Mapolda Sumut, teror juga sempat terjadi di dekat Mabes Polri, Jakarta. Tepatnya di Masjid Falatehan, kompleks Peruri, Jakarta Selatan, yang lokasinya berdekatan dengan kantor Kapolri. Peristiwa yang terjadi pada 30 Juni 2017 lalu, mengakibatkan dua orang anggota Brimob terluka. Pelaku penyerangan yang diketahui bernama Mulyadi akhirnya tewas ditembak.
Setelah kejadian itu, Markas Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, diteror orang tak dikenal, Selasa pagi (4/7/2017) tadi. Pagar kantor dipasangi bendera warna hitam dengan tulisan kalimat tauhid menyerupai lambang ISIS. Saat ini polisi masih memburu pelaku tersebut.
Â
Â
Â
Â
Â
Saksikan video di bawah ini: