Liputan6.com, Bandung - Politisi Partai Golkar Nurul Arifin menyerahkan berkas pencalonannya untuk maju dalam Pemilihan Wali Kota Bandung 2018 ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Tingkat II Partai Golkar Kota Bandung. Nurul didampingi puluhan simpatisannya yang juga merupakan teman-teman masa kecil di Cicadas, Kota Bandung.
"Kedatangan Nurul ini berkaitan dengan mekanisme Pilwalkot di Kota Bandung," ujar Ketua DPD II Golkar Kota Bandung Deden Hidayat, Sabtu (8/7/2017).
Baca Juga
Deden mengatakan, berkas pendaftaran akan dikumpulkan pada 20 Juli untuk dikirimkan ke Golkar Jabar dan sebagai tembusan untuk DPP Golkar sesuai dengan jadwal mekanisme penjaringan partai. "Sementara untuk batas pengembalian berkas hingga tanggal 17 Juli," kata dia.
Advertisement
Nantinya, DPP Golkar bersama pengurus di daerah akan mengadakan pertemuan dan memutuskan nama yang bakal diusung sebagai calon wali kota dari Partai Golkar.
Hingga saat ini, muncul tiga nama dari Partai Golkar yang akan mencalonkan diri sebagai bakal calon wali Kota, yaitu Deden Hidayat (Ketua DPD Golkar Kota Bandung), Yossi Irianto (Sekretaris Daerah Kota Bandung), dan Nurul Arifin (Ketua PMO DPP Golkar).
"Nanti ada pertemuan DPP, DPD I, DPD II mengkaji berbagai informasi survei dan sebagainya. Nah nanti kita sama-sama putuskan. Termasuk nanti koalisinya," kata dia.
Di tempat yang sama, Nurul Arifin mengatakan dirinya mengembalikan berkas pendaftaran seperti kartu keluarga, KTP, surat keterangan tidak tercela, surat kesehatan, laporan hasil kekayaan, dan surat kesediaan untuk mencalonkan.
"Kehadiran saya untuk menyerahkan berkas terkait dengan pencalonan Wali Kota Bandung. Kalau ada yang belum lengkap, nanti akan segera saya susulkan," kata Nurul.
Dia mengatakan, pengembalian berkas tersebut merupakan langkah awal yang harus ditempuh, sebelum ‎diputuskan secara resmi untuk maju ke Pilwalkot Bandung 2018 mendatang. Namun, Nurul mengatakan akan patuh kepada mekanisme yang telah ditetapkan Golkar.
"Kami tahu ini masih langkah awal dan masih banyak yang harus dilakukan. Harus sosialisasi dan survei, karena basis rekomendasinya adalah hasil survei siapa yang terkuat," Nurul memungkas.
Saksikan video menarik di bawah ini: