Sukses

Akhir Drama Pengeroyokan Hermansyah

Pengeroyok Hermansyah disergap polisi di kawasan Depok, Rabu dini hari.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa penyerang dan pengeroyok ahli informasi teknologi (IT) alumnus ITB Hermansyah akhirnya terjawab.

Tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Timur dan Polres Depok menangkap dua pelaku pengeroyokan, Edwin Hitipeuw (37) dan Lauren Paliyama (31). Pelaku yang sudah tiga hari berkeliaran itu dibekuk di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Wakapolresta Depok Ajun Komisaris Besar Polisi Faizal Ramadhani mengungkapkan, keduanya diringkus Rabu sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, kedua pelaku sedang mengendarai mobil hitam di kawasan Sawangan, Depok. Gerak-gerik pelaku memang sudah diintai polisi.

Pelaku pun langsung disergap tim Jaguar Polres Depok menggunakan sepeda motor.

"Keluar dari mobil," teriak polisi kepada kedua pelaku.

Baik Edwin maupun Lauren tidak berkutik ketika moncong-moncong senjata mengarah kepada keduanya. Kedua tangan mereka lalu diikat kabel ties dan selanjutnya dibawa ke Polrestro Depok.

"Pelaku dari Bandung menuju rumahnya (di kawasan Sawangan). Kami sudah tunggu, begitu mobil yang kami identifikasi lewat, kami sergap di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," ujar Faizal di Mapolresta Depok, Rabu 12 Juli 2017.

Keduanya pun digelandang ke Polres Depok untuk dimintai keterangan.

Hermansyah dikeroyok lima orang di KM 6 Tol Jagorawi, di antara TMII dan Tol JORR, pada Minggu 9 Juli 2017 pukul 04.00 WIB. Pria 46 tahun itu dianiaya orang tak dikenal saat hendak pulang ke rumahnya di Kelurahan Tirtajaya, Depok, Jawa Barat.

Akibat pengeroyokan ini, Hermansyah terluka di beberapa bagian tubuhnya, di antaranya di kepala, leher, dan tangan. Saat itu Hermansyah bersama sang istri, langsung dilarikan ke RS Hermina Depok. Dia lalu dibawa ke RSPAD Jakarta.


Saksikan video di bawah ini:

2 dari 4 halaman

Motif Pengeroyokan

Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana Marpaung mengungkap motif pengeroyokan terhadap ahli IT Hermansyah.

Menurut dia, Hermansyah terlibat cekcok dengan pelaku di Tol di KM 5,5 Tol Jagorawi, Jakarta Timur, karena mobil Toyota Avanza putih bernomor polisi B 1086 ZFT miliknya disenggol pelaku.

Tak terima, korban mengejar kendaraan pelaku sampai di KM 6 atau sekitar TMII dan Tol JORR Jakarta Timur.

"Korban marah-marah meminta pertanggungjawaban kepada pelaku. Lalu mencoba berhentikan mereka," ujar dia.

Yang terjadi, justru salah seorang pelaku menghunuskan senjata tajam ke sejumlah bagian tubuh Hermansyah.

"Motifnya spontan saja. Mereka yang sedang berada di bawah pengaruh minuman keras menganiaya korban dengan pisau," ujar Sapta.

Dia menambahkan, belakangan diketahui keduanya berprofesi sebagai debt collector.

"Pelaku profesinya debt collector," ujar dia.

Senada, Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Komarul Zaman mengatakan, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan terjadi secara spontan. Pelaku telanjur kesal dengan sikap korban.

"Ada bus minggir, pelaku mendadak ke kiri akhirnya menyerempet mobil korban. Akhirnya keduanya terlibat kejar-kejaran sampai di KM 6. Tapi saudara LP keluar dan membacok korban," ucap Komarul.

Buru Pelaku Lain

Usai menangkap dua pelaku, polisi masih memburu tiga orang lagi terkait kasus pengeroyokan tersebut. Mereka berinisial E (20) dan D (21), sementara satu lainnya yang merupakan seorang perempuan belum diketahui identitasnya.

"Buronnya ada dua. (tapi total) tiga, satu perempuan, ada di mobil itu juga," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Namun, perempuan tersebut tidak ikut dalam pengeroyokan Hermansyah. Kendati begitu, polisi tetap memburu perempuan yang ada di rombongan pengeroyok tersebut.

"Tidak ikut pemukulan. Tapi tetap dicari," tegas dia.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono belum bisa memastikan berapa total pengeroyok Hermansyah. Yang pasti, polisi telah mengantongi identitas pelaku yang saat ini masih buron.

"Informasinya dua (yang masih buron). Masih kami cari. Nanti fakta hukum di lapangan, apakah yang dikejar itu melakukan pengeroyokan atau tidak," ucap Argo di Mapolda Metro Jaya.

Argo belum mengetahui adanya perempuan yang terlibat pengeroyokan Hermansyah. Namun ia memastikan akan memeriksa semua orang yang ada di TKP.

"Nanti kita cek juga, apakah saat kejadian ada orang lain apa tidak. Makanya akan kami amankan untuk mengetahui rangkaian peristiwa itu," kata dia.

3 dari 4 halaman

Dugem dan Mabuk

Polisi menangkap dua pengeroyokan ahli IT bernama Hermansyah. Dua pelaku bernama Edwin Hitipeuw (37) dan Lauren Paliyama (31) itu ditangkap di kawasan Depok, Jawa Barat, dini hari tadi.

Berdasarkan keterangan pelaku, aksi pengeroyokan tersebut terjadi saat mereka pulang dugem di sebuah tempat hiburan malam di bilangan Jakarta Pusat. Pelaku juga mengaku dalam pengaruh alkohol.

"Informasinya dia malam itu habis dari dugem dan minum miras. Dia kemudian pulang. Kebetulan rumahnya di daerah Depok itu juga ya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Namun dalam perjalanan, tepatnya di KM 6 Tol Jagorawi, mobil yang dikendarai pelaku menyenggol kendaraan korban. Korban yang berupaya mengejar untuk memintai pertanggungjawaban justru dikeroyok oleh para pelaku.

"Pelaku marah karena diberhentikan korban. (Penusukannya) spontan ya. Tapi masih kami dalami," kata dia.

Namun polisi belum mengetahui alasan pelaku membawa senjata tajam di dalam mobilnya. Sedangkan pengakuan pelaku, belum pernah melakukan kejahatan serupa sebelumnya.

4 dari 4 halaman

Tak Terkait Kasus Rizieq

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menegaskan, kasus pengeroyokan Hermansyah sama sekali tidak ada kaitannya dengan kasus dugaan chat seks yang melibatkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Hal itu dikuatkan berdasarkan keterangan dua pelaku yang ditangkap di kawasan Depok, Jawa Barat.

"Ya itu sudah statemen, artinya bohong semua itu. Masih saja percaya soal itu," tutur Andry saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Menurut Andry, motif dari kejadian itu murni dikarenakan emosi di jalan. Mobil Hermansyah diserempet sehingga yang bersangkutan tidak terima dan mengejar pelaku.

"Ya motifnya insiden di lapangan yang sifatnya kebetulan. Malam itu senggolan mobil, korban marah-marah kejar mobil, dipepet suruh minggir. Dia (pelaku) bukannya minta maaf malah dibacok (korban). Gitu," jelas Andry.

Andry Wibowo menegaskan akan melaporkan pihak yang dengan seenaknya mengaitkan pengeroyokan  Hermansyah dengan kasus chat seks Rizieq Shihab.

"Nanti kita laporkan pidana ke Polda Metro Jaya," tutur Andry.

Menurut dia, informasi tersebut tidak memiliki dasar. Terlebih, bentuk sangkaan itu jelas telah bermaksud menyudutkan institusi Polri.

"Masih saja percaya soal itu," jelas dia.

Dari awal pun polisi telah menduga bahwa kejadian itu murni akibat adanya senggolan mobil antara Hermansyah dan para pelaku. Hal itu diperkuat dengan pengakuan dari dua yang telah dibekuk di kawasan Depok, Jawa Barat.

"Motifnya insiden di lapangan yang sifatnya kebetulan. Malam itu senggolan mobil, korban marah-marah kejar mobil, dipepet suruh minggir. Dia bukannya minta maaf malah dibacok (korban). Gitu," Andry menandaskan.