Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi X DPR RI Popong Otje Djunjunan setuju usul Komite Nasional Olimpiade Indonesia (KOI) yang meminta tambahan anggaran sebesar Rp 50 milyar kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, menurutnya, hal tersebut harus disesuaikan dengan keuangan negara.
"Walaupun sudah jelas apa yang diinginkan oleh kita, saya katakan kita (anggota DPR) ingin ini naik. Tapi kita semua tahu bahwa kondisi keuangan kita itu sekarang sudah parah," katanya saat rapat dengar pendapat umum Komisi X DPR dengan KOI, INASGOC, Satlak Prima dan KONI dengan agenda pendalaman usulan anggaran dalam RAPBN-P Tahun Anggaran 2017 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis 13/07/).
"Kalau dianalogikan dengan sebuah keluarga sama dengan kita untuk makan saja kita ngutang. Untuk nyicil motor mah rada lumayan, ini untuk makan kita ngutang," tambahnya berapi-api.
Dikatakan Tje Popong demikian biasa disapa, perhatian pemerintah kepada olahraga memang sudah baik dibandingkan kepada pemuda, dilihat dari anggaran jauh lebih besar untuk olahraga, apalagi olahraga yangs menuai prestasi, bonus yang diberikan juga besar.
"Tapi bukan berarti kita semangat untuk menang itu jadi memble, kudu sebaliknya malahan. Duitnya kurang semangatnya yang harus tambah untuk menuai prestasi," tegasnya.
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama, Ketua KOI Erick Thohir mengatakan, dalam anggaran 2017 KOI memfokuskan untuk dua event besar yaitu Asian Games dan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
Ia menginformasikan, awalnya KOI mengusulkan anggaran kepada Kemenpora sebesar Rp 50 Milyar. Namun setelah ada koordinasi Kemenpora hanya bisa membantu Rp 20 Milyar.
“Di tahun 2016 memang belum ada pendanaan untuk mensupport dua hal di atas, yaitu Asean Games dan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. KOI juga terus mengkoordinasikan dengan Satlak Prima dan KONI,” paparnya.
(*)