Liputan6.com, Yogyakarta: Genap 1000 hari mantan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto mangkat. Tahlilan untuk mendoakannya diadakan di lima lokasi berbeda, salah satunya di Desa Kemusuk, Yogyakarta, yang menjadi saksi awal perjalanan hidup penguasa orde baru tersebut.
Desa Kemusuk, Argomulyo, terletak sekitar 10 kilometer dari barat Kota Yogyakarta, adalah desa kelahiran Soeharto. Sejak awal pekan ini, keluarga besar bersiap menggelar tahlilan memperingati 1000 hari meninggalnya Bapak Pembangunan tersebut.
Tahlilan tidak diadakan di rumah kelahiran Soeharto, melainkan di kompleks keluarga besarnya. Dari pantauan SCTV, Kamis (21/10), kediaman masa kecilnya itu tinggal pondasi. Rumah lama yang sudah rusak, terlanjur diratakan, sementara rencana renovasi menjadi museum tak kunjung terlaksana.
Soeharto kecil kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Ia sering menghabiskan waktu di rumah lain yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah kelahirannya. Di sebelah rumah tersebut terdapat mata air alami yang disebut Sendang Pengantin, tempat permandian Soeharto kecil.
Di mata keluarga dan teman-temannya, sejak kecil anak pasangan Soekirah dan Kertosudiro itu terkenal cerdas dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ia selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku.
Tak bisa dipungkiri, liku-liku perjalanan hidupnya sebagai anak petani di desa itu membuat Soeharto menjadi presiden yang memberi perhatian khusus terhadap petani dan pengembangan pedesaan.(BJK/SHA)
Desa Kemusuk, Argomulyo, terletak sekitar 10 kilometer dari barat Kota Yogyakarta, adalah desa kelahiran Soeharto. Sejak awal pekan ini, keluarga besar bersiap menggelar tahlilan memperingati 1000 hari meninggalnya Bapak Pembangunan tersebut.
Tahlilan tidak diadakan di rumah kelahiran Soeharto, melainkan di kompleks keluarga besarnya. Dari pantauan SCTV, Kamis (21/10), kediaman masa kecilnya itu tinggal pondasi. Rumah lama yang sudah rusak, terlanjur diratakan, sementara rencana renovasi menjadi museum tak kunjung terlaksana.
Soeharto kecil kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Ia sering menghabiskan waktu di rumah lain yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah kelahirannya. Di sebelah rumah tersebut terdapat mata air alami yang disebut Sendang Pengantin, tempat permandian Soeharto kecil.
Di mata keluarga dan teman-temannya, sejak kecil anak pasangan Soekirah dan Kertosudiro itu terkenal cerdas dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ia selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku.
Tak bisa dipungkiri, liku-liku perjalanan hidupnya sebagai anak petani di desa itu membuat Soeharto menjadi presiden yang memberi perhatian khusus terhadap petani dan pengembangan pedesaan.(BJK/SHA)