Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi meminta kasus bullying oleh para siswa SMP di Thamrin City tak perlu dibesar-besarkan.
Hal tersebut dikatakan Muhadjir saat meninjau SMPN 273 Jakarta, tempat siswa pelaku bullying bersekolah. "Ini sebetulnya supaya tidak dilebih-lebihkan, karena (pelaku dan korban) berteman. Korban sering tidur, makan di tempat pelaku," ujar Muhadjir, Selasa (18/17/2017).
Dia meminta agar semua pihak melihat dari sisi kemanusiaan, mengingat pihak yang terlibat dalam bullying masih di bawah umur.
Advertisement
"Jangan diperbesar, hargai mereka sedang tumbuh. Jangan sampai bikin dia secara psikis terganggu. Media mohon kerja samanya, kasihan," ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Berdasarkan pertemuan dengan pihak guru, Muhadjir menyebut korban dan pelaku bullying sebenarnya adalah berteman.
"(Datang ke sekolah) untuk meyakinkan sudah ditangani dengan baik. Konteksnya wong mereka berteman. Mereka dari SD berteman, biasa bermain bersama di Thamrin City, karena orangtuanya bekerja di sana," ucap Muhadjir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Sopan Adrianto mengatakan, pihaknya tetap menjalankan aturan gubernur untuk mengeluarkan siswa pelaku bullying. Hanya saja, pihaknya akan mendampingi siswa tersebut untuk mendapat sekolah baru.
"Pak Menteri minta tidak dibesarkan karena memang berteman, tapi ada instruksi gubernur, aturan Nomor 16 tahun 2015. Pelaku bullying harus dikembalikan ke orangtua. Artinya tidak boleh sekolah di (SMP) 273 lagi, sekolah tempat asalnya. Tapi kita akan kawal bantu cari pengganti sekolahnya," ucap Sopan.Â
Bully di Thamrin City
Sebelumnya, bullying yang dilakukan sejumlah siswi SMP viral di media sosial. Dalam video berdurasi sekitar 1 menit itu, terlihat seorang siswi remaja yang mengenakan seragam putih-putih dijambak dua pelajar seusianya.
Dengan disaksikan sekelompok remaja, seorang perempuan yang mengenakan seragam biru putih menghampiri korban. Setelah sampai pada hitungan ketiga, perempuan remaja itu tiba-tiba menjambak rambut korban yang berdiri di hadapannya dengan sangat keras.
Korban pun terjatuh. Bukannya melepas jambakan, pelaku justru makin beringas. Dia menjambak rambut korban hingga kepalanya terombang-ambing ke segala arah. Tak berhenti di situ, siswa lainnya ikut menjambak hingga kepala korban nyaris terbentur tembok.
Korban yang dikelilingi teman-teman pelaku hanya bisa pasrah. Mirisnya, terdapat adegan korban bersalaman dan mencium tangan pelaku yang justru diabadikan siswa lainnya yang berada di lokasi dengan menggunakan kamera ponsel.
Tak hanya itu, korban juga dipaksa mencium kaki salah satu siswa yang sempat menjambaknya. Alih-alih melerai bullying ini, sejumlah siswa yang ada di lokasi justru menyoraki dan bertepuk tangan.
Saksikan video di bawah ini: