Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membenarkan, pemindahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari LP Cipinang ke Mako Brimob, karena adanya ancaman pembunuhan. Bahkan, menurut Djarot, ancaman tersebut bukan lewat Telegram, melainkan ancaman nyata atau langsung.
"Bukan ancaman di itu (Telegram). Kalau ancaman seperti itu sih, cuma nakut-nakutin ya. Tapi (di Cipinang) ancaman real-nya," kata Djarot di Kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, Rabu (19/7/2017).
Baca Juga
Ancaman pembunuhan pada Ahok tersebut yang membuat Djarot ngotot agar koleganya itu dipindahkan dari LP Cipinang ke Mako Brimob.
Advertisement
"Makanya, saya berani sampaikan seperti itu, saya bilang lebih aman di Mako daripada di Cipinang, di samping kapasitas yang sangat besar," ujar dia.
Alasan lain Ahok dipindahkan, kata Djarot, di LP Cipinang kapasitas tahanan sudah berlebihan. Untuk itu, DKI berencana membantu membangun gedung baru.
"Kami juga sudah berdialog bagaimana pemerintah DKI bisa membantu untuk membangun LP. Yang bangun tentu saja Kementerian Hukum dan HAM, tapi lahannya bisa kita berikan, bisa kita hibahin. Yang di Ciangir kan dari dulu kan sudah mau sebagian kita hibahkan untuk bikin LP di sana," Djarot menandaskan.
Saksikan video berikut ini: