Liputan6.com, Jakarta - Kamis, 20 Juli 2017 tepat 100 hari peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Peristiwa Selasa, 11 April 2017 pagi itu terjadi usai penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu salat subuh di sekitar rumahnya.
Hingga kini, kasus yang masih ditangani Polda Metro Jaya itu belum memperlihatkan titik terang. Bahkan, boleh dibilang, kian gelap.
Setidaknya hal itu merujuk pada pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Saking sulitnya, ia lantas membandingkan dengan kasus Bom Bali dan Kampung Melayu.
Advertisement
Dalam kasus bom Kampung Melayu beberapa waktu lalu, Tito menjelaskan, begitu mudah mencari dalangnya. Bahkan, pelakunya dibekuk dalam hitungan menit.
"(Bom Kampung Melayu) karena yang mati itulah barang bukti. Begitu ketemu sidik jari sebentar, kita punya sistem, hitungan menit sudah tau siapa dia. Tinggal ketemu keluarganya, siapa dengan siapa dia terakhir ketemu, baru kita tahu jaringannya," papar Tito di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin 17 Juli 2017.
Saksi Penting
Namun, ia menambahkan, kondisi yang berbeda terjadi pada kasus yang menimpa Novel Baswedan. "Tapi kasus hit and run lebih sulit. Penanganan pelemparan kasus bom molotov satu, dengan kasus bom Kampung Melayu, lebih mudah Kampung Melayu. Bom molotov alat buktinya yang ada di TKP, sulit, karena cuma sebentar, waktunya detik," beber dia.
Namun, Tito memastikan, pihaknya telah menemui beberapa saksi penting dalam kasus Novel Baswedan. Tidak hanya itu, ia menambahkan, Polri juga sudah menawarkan untuk bertemu dengan KPK.
"Kita sudah menawarkan. Sekarang ini perkembangannya sudah ketemu beberapa saksi penting yang mengetahui wajah pelaku, itu ada kemajuan dibanding sebelumnya," ujar dia.
Ia menjelaskan, pihaknya masih mencari fakta terkait pernyataan Novel Baswedan yang menyebut adanya dugaan keterlibatan jenderal polisi. "Kalau ada fakta akan diproses hukum. Yang kami tau, dia hanya mendengar dan mendapat informasi, tapi tetap akan dilanjutkan (prosesnya)," jelas Tito.
Â
Saksikan video menarik di bawah ini:
Janji
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif menagih janji Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait kasus Novel Baswedan. Sebab, orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu telah berikrar mengungkap dalang atau pelaku penyerangan Novel Baswedan.
"Sebagaimana yang dijanjikan Pak Kapolri, untuk memerintahkan jajarannya serius dalam mencari penyerang Mas Novel, karena sudah 100 hari tapi belum didapatkan (pelakunya)," ujar Laode Syarief heran saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
KPK, menurutnya, siap membantu kepolisian dalam mengungkap pelaku dan dalang penyerangan terhadap Ketua Wadah Pegawai KPK tersebut. Dalam hal ini, pihak KPK siap jika dimintai keterangan penyidik Polri.
Bahkan, Ketua KPK Agus Rahardjo siap mendampingi penyidik Polri untuk terbang ke Singapura guna mendapatkan bukti terbaru terkait teror terhadap Kasatgas perkara e-KTP tersebut. Meski tim dokter masih belum mengizinkan pemeriksaan untuk Novel.
"Pada saat yang sama, KP‎K siap mendengarkan perkembangan terakhir soal pencarian penyerang Mas Novel," kata dia.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan sebelumnya diserang orang tak dikenal dengan menggunakan air keras, 11 April 2017. Peristiwa itu terjadi saat Novel tengah menuju rumahnya usai menunaikan salat subuh di masjid.
Akibat serangan itu, mata Novel mengalami luka serius. Dia yang sempat dibawa ke Jakarta Eye Centre itu akhirnya diterbangkan ke Singapura untuk dirawat di rumah sakit di sana.
Advertisement
3 Sketsa Pelaku
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengaku sudah melihat tiga sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. Pemimpin KPK telah diperlihatkan tiga sketsa wajah tersebut saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyambangi gedung KPK beberapa waktu lalu.
"Waktu itu saya dikasih lihat, ada beberapa ya. Sekitar tiga sketsa," ujar dia di Kantor Ditjen Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 12 Juli 2017.
KPK, Saut mengaku, sejauh ini masih mempelajari tiga sketsa wajah tersebut. Ia mengatakan, pihaknya siap terus berkoordinasi dengan kepolisian demi menemukan pelaku penyerangan terhadap Kasatgas perkara korupsi e-KTP itu.
"Kalau ditunjukkan sudah, tapi belum (pasti), masih diselidiki," ujar Saut.
Polri sebelumnya sudah mengantongi tiga sketsa wajah terduga pelaku penyerang Novel Baswedan. Rencananya, KPK akan mendampingi Polri untuk mencari keterangan langsung kepada Novel yang kini dirawat di Singapura.
Namun, keberangkatan KPK dan Polri ke Singapura masih terkendala lantaran kondisi kesehatan Novel Baswedan. Dokter di Singapura masih belum mengizinkan Polri memeriksa Novel di sana.