Liputan6.com, Bogor - Sekitar 2.000 pulau di wilayah Indonesia diprediksi terancam tenggelam pada 2030. Demikian analisis Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB). Ini diakibatkan oleh faktor alam dan ulah manusia.
"Terutama yang bentuknya berupa dataran, sangat berpotensi tenggelam," kata Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Prof Dr Ir Dietriech Geoffrey Bengen, DAA DEA, Jumat (21/7/2017).
Tidak hanya di pulau-pulau terluar Indonesia, pulau-pulau kecil yang ada di sekitar wilayah Kepulauan Seribu juga diperkirakan akan hilang.
Advertisement
"Yang paling dekat dengan kita ya Pulau Seribu, karena bentuk pulaunya dataran," kata Dietriech.
Dietriech menjelaskan, hilangnya ribuan pulau sebagai dampak dari laju ekstrem iklim global. Es di kutub terus mencair sehingga memengaruhi penambahan permukaan air laut.
Tidak hanya itu, penambangan pasir yang tak terkendali, perusakan terumbu karang dan hutan mangrove secara masif di sekitar pulau juga menjadi penyebabnya.
Seperti dicontohkan, puluhan pulau di beberapa wilayah Indonesia hilang karena beberapa faktor alam maupun ulah manusia. Antara lain Pulau Gosong Sinjai di NAD akibat tsunami, Mioswekel di Papua akibat abrasi, dan Lereh di Kepulauan Riau akibat penambangan pasir.
"Pemanasan global dan ulah manusia menjadi ancaman paling konkret dan berbahaya bagi pulau-pulau lain di Tanah Air," ucap Dietriech.
Menurut dia, upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah terus menyosialisasikan program penyelamatan pulau-pulau kepada masyarakat sekitar dengan program penanaman bakau atau hutan mangrove untuk mencegah intrusi air laut.
"Peran pemda juga sangat penting yaitu melakukan perencanaan dan pemetaan sebagai langkah penyelamatan lingkungan hidup sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing," kata Dietriech.
Saksikan video menarik di bawah ini: